IHSG Sempat Ambruk, Celios Duga Ada Permainan Politik Pasar Modal

IHSG Sempat Ambruk, Celios Duga Ada Permainan Politik Pasar Modal

Jakarta – Center of Economic and Law Studies (Celios) menyoroti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat ambruk pada Selasa, 18 Maret 2025 lalu.

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Celios, memaparkan setidaknya ada tiga alasan utama di balik saham IHSG yang longsor.

Yang pertama, ada faktor fundamental berupa penerimaan negara yang sedang menurun. Bahkan, perusahaan keuangan Goldman Sachs dan Morgan Stanley asal Amerika Serikat (AS) sampai menyebut kalau berinvestasi di Indonesia tidak akan membawa untung.

“Penurunan rating dan penurunan prediksi dari Goldman Sachs dengan Morgan Stanley yang dia mengatakan bahwa “berinvestasi di Indonesia itu nggak baik loh,” papar Huda di sela-sela acara diskusi media Amar Bank pada Kamis, 20 Maret 2025.

Baca juga: IHSG Longsor, Bos INA Soroti Sejumlah Masalah di Pasar Saham RI, Apa Saja?

Gejolak ekonomi-politik dalam negeri juga menyebabkan mistrust kepada masyarakat. Di sisi lain, ada juga faktor teknis, berupa peluncuran surat berharga negara (SBN) yang menyita perhatian investor.

Apalagi, SBN memiliki imbal balik yang lebih tinggi dibandingkan saham pasar modal pada umumnya. Peluncuran SBN oleh pemerintah dinilai banyak menarik investor yang ingin berinvestasi jangka panjang.

“Saya rasa lebih banyak yang shifting ke SBN, terutama untuk yang investor jangka panjang. Karena kan, SBN itu (investasi) jangka panjang. Kalau saham ini (investasi) jangka pendek. Dia melakukan jual beli dan sebagainya,” lanjut Huda.

Faktor terakhir yang Huda sorot adalah potensi permainan politik di pasar modal Tanah Air. Ia menduga, ini menjadi langkah bagi investor untuk menurunkan harga saham, sebelum melakukan buyback terhadap saham yang mereka inginkan, dan utamanya, tanpa melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS).

“Ketika investor besar itu dia punya keinginan untuk buyback sahamnya, bagaimana caranya dia harus menurunkan dulu harga sahamnya agar tidak terlalu tinggi. Nah, itu kan seiring dengan pemberlakuan adanya buyback saham tanpa adanya RUPS,” ungkap Huda.

Dan tentunya, ada sentimen lain yang memengaruhi anjloknya IHSG, seperti pengesahan UU TNI dan isu mundurnya Sri Mulyani Indrawati dari posisi Menteri Keuangan. Dua hal tersebut, menurut Huda, juga berimbas kepada keyakinan investor.

Baca juga: OJK Terbitkan Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS di Tengah Kondisi Pasar Fluktuatif

Sebagai informasi, IHSG sempat mengalami penurunan sampai dengan 7 persen pada Selasa, 18 Maret 2025. Peristiwa ini menjadi penurunan terdalam sejak pandemi Covid-19 pada 2020.

Rontoknya IHSG sampai membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan saham pada sesi I. Penghentian ini terjadi pada pukul 11.19, ketika bursa mengalami penurunan lebih dari 5 persen ke level 6.146,91. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Related Posts

Top News

News Update