Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun tipis 0,05 persen ke level 7.070,17 dari posisi 7.073,45, pada pembukaan perdagangan pagi ini, Rabu, 5 Februari 2025, pukul 9:00 WIB.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 1,07 miliar saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 28 ribu kali, dan total nilai transaksi mencapai Rp450,77 miliar.
Kemudian tercatat sebanyak 66 saham tercatat mengalami koreksi, 174 saham menguat, dan 237 saham lannya tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Berpeluang Menguat, Saham ACES, ANTM, CBDK, dan DAAZ Siap Cuan
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak menguat dalam rentang level 7.000 hingga 7.120.
“Pada perdagangan kemarin, Selasa, 4 Februari, IHSG ditutup naik 0,62 persen atau plus 43,40 poin ke level 7.073. IHSG hari ini diprediksi bergerak menguat terbatas dalam range 7.000-7.120,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Baca juga: Bos LPS Beberkan Dampak Positif-Negatif Era Trump 2.0 bagi Ekonomi RI
Ratih melihat IHSG rebound setelah terkoreksi pada awal pekan. Hal ini didorong oleh pelaku pasar yang merespons positif penundaan kenaikan tarif impor oleh Presiden Trump terhadap Meksiko dan Kanada.
Dampak Keputusan Ekonomi Global
Keputusan tersebut juga membawa rupiah JIDOR terapresiasi 0,53 persen ke level Rp16.365 per dolar AS, 4 Februari 2025. Di sisi lain, Kementerian Investasi atau BKPM melaporkan realisasi investasi tahun 2024 mencapai Rp1.714,2 triliun.
Realisasi tersebut tumbuh 20,8 persen yoy, serta melebihi target sebesar Rp1.650 triliun. Rinciannya, Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi paling besar, yaitu 52,5 persen atau Rp900,2 triliun, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 47,5 persen atau Rp814,0 triliun.
Pergeraka Bursa Global dan Komoditas
Adapun dari Mancanegara, indeks utama Wall Street menguat terbatas dalam momentum rilis kinerja keuangan emiten. Selain itu, indeks PMI manufaktur Amerika Serikat (AS) pada Januari 2025 berada di level ekspansif sebesar 51,2 atau lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat di level kontraksi sebesar 49,4.
Jumlah output produksi meningkat meskipun porsi ekspor terus mengalami penurunan. Turunnya performa ekspor senada dengan lonjakan Indeks Dollar AS (DXY) sejak September 2024. Sementara, ketidakpastian ekonomi global berupa kenaikan tarif impor oleh AS memberikan dampak pada reli-nya harga emas ke level All Time High (ATH) di atas USD2.800 per oz. (*)
Editor: Yulian Saputra