Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pasar saham di Mei 2023 terjadi pelemahan sebesar 4,08% mtd ke level 6.633,26 dari April 2023 yang menguat 1,62% ke level 6.915,72 dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp1,67 triliun mtd.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa, pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) didorong pelemahan saham di sektor energi dan basic materials yang sejalan dengan perkembangan harga komoditas.
“Secara ytd, IHSG tercatat melemah sebesar 3,17% dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp20,58 triliun dari April 2023 net buy tercatat sebesar Rp18,91 triliun ytd,” ucap Inarno dalam RDKB OJK Bulan Mei di Jakarta, 6 Juni 2023.
Inarno merinci per 29 Mei 2023, non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp7,29 triliun mtd dari April 2023 dengan inflow Rp4,16 triliun mtd, sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 17,70 bps mtd di seluruh tenor menjadi 40,51 bps di seluruh tenor.
“Di industri Reksa Dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana tercatat sebesar Rp504,69 triliun atau naik 1,55% mtd dengan investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp6,66 triliun mtd. Secara ytd, NAB menurun 0,03% dan masih tercatat net redemption sebesar Rp2,64 triliun,” imbuhnya.
Adapun, penghimpunan dana di pasar modal di Mei 2023 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp102,10 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 35 emiten dan di pipeline pun masih terdapat 117 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp139,29 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 63 perusahaan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 31 Mei 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 404 Penerbit, 153.662 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp869,47 miliar. (*)
Editor: Galih Pratama