Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.01 WIB (17/4) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona hijau pada level 6825,53 atau menguat 0,10% dari dibuka pada level 6818,71 di awal perdagangan hari ini.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 246 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 20 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp180 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 93 saham terkoreksi, sebanyak 170 saham menguat dan sebanyak 243 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, BNI Sekuritas secara teknikal melihat peluang kenaikan IHSG masih terbuka, dari closing di atas 5-day MA dan dalam pola triangle pada hari ini. Trend netral, selama di bawah 6.815, IHSG closing di atas 5 day MA (6.797) dan di bawah 6.906 (200 day MA).
Indikator MACD netral, Stochastic bullish, candle higher high. Jika bisa di tutup harian di bawah 6.815, IHSG masih berpeluang koreksi, target 6.752 DONE/6.641. Jika closed di atas 6.815, peluang menuju 6.868/6.961. Range breakout berada di 6.735 – 6.868.
“Level resistance berada 6.838/6.867/6.883/6.906 dengan support 6.798/6.764/6.743/6.705 perkiraan range di 6.770 – 6.870,” ucap Head of Technical Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar dalam keterangan resmi di Jakarta, 17 April 2023.
Pada perdagangan Jumat lalu (14/4) sebagian besar bursa di kawasan regional Asia Pasifik mencatat kenaikan setelah rilis data perekonomian lain yaitu PPI di bawah ekspektasi yang menunjukkan bahwa inflasi AS mereda.
Meski begitu, Singapura mencatat kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,7% qoq pada kuartal I-2023. Di antara yang mencatat kenaikan singifikan adalah Nikkei dan IHSG, kemudian hari ini Indonesia juga akan mengumumkan neraca perdagangan per Maret 2023.
Adapun dari Amerika Serikat (AS), pada Jumat lalu indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah sebesar 0,42%, begitu juga dengan S&P 500 yang terkoreksi sebesar 0,21%, sementara indeks Nasdaq juga terkoreksi sebesar 0,35%.
Para investor mengevaluasi laporan penjualan ritel yang lebih buruk dari perkiraan, sebesar -1% mom pada Maret 2023 dibandingkan perkiraan -0,4% mom, hal ini menurunkan antusiasme terhadap awal yang lebih kuat dari perkiraan terhadap laba perusahaan.
Data penjualan ritel yang mengecewakan mengimbangi kegembiraan seputar laba perusahaan yang kuat. JPMorgan Chase melaporkan rekor pendapatan, melebihi ekspektasi analis, harga sahamnya naik lebih dari 7%. (*)
Editor: Galih Pratama










