IHSG Kembali Dibuka Hijau pada Level 8.694

IHSG Kembali Dibuka Hijau pada Level 8.694

Poin Penting

  • IHSG dibuka menguat 0,52 persen ke level 8.694,66, dengan mayoritas saham bergerak naik pada awal perdagangan pagi.
  • Pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen domestik, termasuk aksi profit taking saham konglomerasi serta inflow asing ke saham perbankan big caps jelang keputusan BI-Rate.
  • Tekanan global masih membayangi, seiring pelemahan Wall Street dan penantian pasar terhadap rilis data tenaga kerja AS yang menjadi acuan kebijakan The Fed.

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka naik pada level 8.694,66 dari posisi 8.649,66 atau menguat 0,52 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB, Selasa (16/12).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 1,07 miliar saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 91 ribu kali, dan total nilai transaksi mencapai Rp677,54 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 132 saham terkoreksi, sebanyak 285 saham menguat dan sebanyak 217 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Berbalik Ditutup Turun 0,13 Persen ke Level 8.649

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak positif di level 8.600-8.700.

“Pada perdagangan kemarin, Senin (15/12) IHSG ditutup turun 0,13 persen atau minus 10,83 poin ke level 8.649. IHSG hari ini (16/12) diprediksi melemah dalam kisaran 8.600-8.700,” kata Ratih dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025.

Ia melihat pergerakan IHSG hari ini bakal dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri, IHSG kembali dilanda aksi profit taking saham konglomerasi. Penurunan IHSG juga senada dengan pergerakan Bursa di Asia Pasifik.

Baca juga: IHSG Pagi Ini Dibuka Semringah ke Posisi 8.681

Sementara, investor asing inflow di seluruh pasar terutama saham Perbankan Big Caps menjelang keputusan BI-Rate. 

Bank Indonesia melaporkan Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) edisi Oktober 2025 turun ke level USD423,9 miliar dibandingkan September 2025 sebesar USD425,6 miliar. 

Rasio ULN terhadap PDB 29,3 persen pada Oktober 2025 atau lebih rendah dari kuartal II 2024 sebesar 30,4 persen dan kuartal III 2025 sebesar 29,5 persen.

Tekanan Global Masih Membayangi

Adapun dari Mancanegara, Wall Street lanjut melemah di awal pekan, dengan indeks Nasdaq turun 0,59 persen dan S&P 500 melemah 0,16 persen (15/12).

Selain itu pekan ini pasar menantikan rilis data tenaga kerja edisi November 2025 (non farm payroll dan tingkat pengangguran) sebagai arah kebijakan The Fed selanjutnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62