Jakarta – Ajaib Sekuritas memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) secara teknikal akan bergerak mixed dan menguat terbatas dalam rentang 7.090 hingga 7.160 pada hari ini (19/12).
“Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dan menguat terbatas dalam range 7.090-7.160,” ucap Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam IHSG Daily Analysis di Jakarta, 19 Desember 2023.
Baca juga: Begini Tanggapan Wijaya Karya (WIKA) Usai Sahamnya Disuspensi BEI
Di mana, pada perdagangan IHSG kemarin (18/12), IHSG ditutup turun 0,99 persen atau minus 71,46 poin di level 7.119,52 yang sejalan dengan aksi profit taking setelah tujuh minggu beruntun secara mingguan ditutup menguat.
Ratih melihat sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memastikan kinerja positif APBN hingga akhir Desember 2023 berlanjut.
Hingga 12 Desember 2023 pendapatan negara terakumulasi Rp2.553,2 triliun atau mencapai 96,8 persen dari target dalam Perpres 75 Tahun 2023 sebesar Rp2.637,2 triliun.
Di sisi lain, belanja negara terealisasi sebesar Rp2.588,2 triliun atau mencapai 83,03 persen dari target Perpres 75 tahun 2023 sejumlah Rp3.117,2 triliun.
“Secara keseluruhan, defisit APBN tercatat Rp35 triliun atau 0,17 persen dari PDB dengan keseimbangan primer yang tercatat surplus Rp378,6 triliun,” imbuhnya.
Sementara itu, dari mancanegara, neraca dagang di Kawasan Eropa pada Oktober 2023 tercatat surplus senilai EUR11,1 miliar. Perolehan tersebut lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat defisit EUR28,7 miliar.
Baca juga: OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal 2024 Tembus Rp200 Triliun
Lalu, nilai impor turun sebanyak 16,3 persen secara yoy akibat landainya harga migas, serta ekspor turut melemah 2,4 persen yoy menjadi EUR246,9 miliar.
Adapun dari Asia, data awal PMI manufaktur Jepang pada Desember 2023 turun ke level 47,7 setelah pada bulan sebelumnya tercatat 48,3. Industri manufaktur Jepang berada pada level kontraksi dalam tujuh bulan beruntun seiring turunnya konsumsi di tengah harga input produksi yang meningkat. (*)
Editor: Galih Pratama