IHSG Dibuka Turun Tipis ke Level 7.351, Transaksi Awal Capai Rp275 Miliar

IHSG Dibuka Turun Tipis ke Level 7.351, Transaksi Awal Capai Rp275 Miliar

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (21/2) indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik dibuka terkoreksi ke level 7.351,04 atau turun tipis 0,02 persen dari level 7.352,60.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 349 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 25 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp275 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 118 saham terkoreksi, sebanyak 153 saham menguat dan sebanyak 246 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Masih Rawan Koreksi, Cek 4 Rekomendasi Saham Berikut

Sebelumnya, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman melihat bahwa IHSG secara teknikal hari ini akan berpotensi menguat.

“Hari ini IHSG berpotensi mencoba melanjutkan kenaikan, dengan level resistance 7.370-7.400 dan support 7.280-7.300,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 21 Februari 2024.

Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan kemarin (20/2), Nasdaq menunjukkan penurunan terbesar terbebani penurunan saham Nvidia jelang rilis laporan pendapatan. Sementara kenaikan saham Walmart menahan kerugian di Dow Industrials.

Lalu, indeks Dow Jones melemah 0,17 persen, indeks S&P 500 juga terkoreksi 0,60 persen, dan Nasdaq anjlok 0,92 persen.

Baca juga: OJK Sebut Pasar Saham Masih Tangguh di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, Ini Buktinya

Sementara itu, mayoritas bursa Asia-Pasifik cenderung melemah pada perdagangan kemarin, dengan indeks Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing melemah 0,28 persen, sedangkan ASX 200 Australia turun tipis 0,08 persen, sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,57 persen, dan Straits Times Singapura naik 0,56 persen.

Adapun, bursa Shanghai dan Shenzhen menguat pada Selasa setelah Tahun Baru Imlek, memimpin kenaikan di sebagian besar pasar Asia berkat dorongan liburan yang mendorong pengeluaran di atas tingkat sebelum pandemi. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News