Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.01 WIB (26/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.327, atau naik 0,19 persen dari level 7.314,17.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 537,48 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 34 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp502,61 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 83 saham terkoreksi, sebanyak 188 saham menguat dan sebanyak 222 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Ini Sederet Sentimennya
Sebelumnya, Senior Analyst Retail Research BNI Sekuritas, Kevin Juido Hutabarat, mengatakan bahwa IHSG hari ini diproyeksi masih akan melanjutkan penguatan, setelah ditutup naik 1,65 persen pada perdagangan kemarin (25/11).
“Dengan level support IHSG 7.250-7.300 dan level resistance IHSG 7.342-7.400,” ucap Kevin dalam risetnya di Jakarta, 26 November 2024.
Ia menjelaskan, indeks-indeks Wall Street menguat pada perdagangan kemarin (25/11), di mana Dow Jones mencatatkan (all time high) ke level 44.736,57 atau naik 0,99 persen, S&P 500 naik 0,3 persen ke 5.987,37, dan Nasdaq Composite menguat 0,27 persen ke level 19.054,84.
Kenaikan ini karena optimisme pelaku pasar terhadap keputusan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan akan membantu mengarahkan perekonomian tanpa menimbulkan inflasi.
Pelaku pasar menilai sosok Bessent, pendiri perusahaan hedge fund Key Square Group, sebagai sosok yang mendukung pasar ekuitas. Mereka yakin Bessent juga dapat membantu menahan beberapa kebijakan proteksionis ekstrem Trump, seperti pendapatnya tentang pengenaan pajak impor.
Sementara itu, pasar Asia-Pasifik tampak cukup positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (25/11) di tengah serangkaian data ekonomi yang akan dirilis pekan ini, termasuk keputusan suku bunga bank sentral Korea dan data PDB kuartal III 2024 India.
Selain itu, inflasi inti Singapura pada Oktober melambat seiring dengan meredanya kenaikan harga perawatan kesehatan dan rekreasi. Indikator inti naik 2,1 persen bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5 persen, inflasi utama mencapai 1,4 persen lebih lambat dari perkiraan sebesar 1,8 persen.
Baca juga: Brand Ritel MR. D.I.Y. Siap IPO, Incar Dana Segar Rp4,71 Triliun
Data ekonomi lainnya yang akan dirilis minggu ini termasuk laba industri China dari tahun hingga Oktober rilis pada Rabu (27/11). Angka inflasi untuk bulan Oktober dari Australia juga akan diumumkan pada Rabu, dan data inflasi untuk bulan November dari Jepang akan dirilis pada Jumat (29/11).
Adapun, indeks Nikkei 225 Jepang meningkat 1,30 persen, Taiex Taiwan naik 0,19 persen, Kospi Korea Selatan menguat 1,32 persen, dan ASX 200 Australia naik 0,28 persen.
Sedangkan, Hang Seng Hong Kong melemah 0,41 persen, Shanghai Composite turun 0,10 persen, dan FTSE Straits Times Singapura menurun 0,39 persen. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – Kasus mafia buka akses pemblokiran judi online yang melibatkan pegawai Komunikasi dan Digital… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang mengindikasikan harga properti masih meningkat,… Read More
Jakarta - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak perusahaannya, yakni PT Bukit Makmur… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Selasa, 26 November… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan Asian Development Bank (ADB) mendukung pembangunan infrastruktur… Read More
Jakarta – Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat pernyataan Donald Trump yang akan… Read More