Jakarta – BNI Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (19/11) akan berpotensi bergerak sideways cenderung menguat.
Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman, mengatakan bahwa potensi pergerakan IHSG tersebut dipicu oleh pelaku pasar yang masih menunggu keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Rabu, 20 November 2024.
“Dengan level support IHSG 7.050-7.100 dan level resistance IHSG 7.160-7.210,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 19 November 2024.
Baca juga: STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham
Di mana, pada perdagangan kemarin (18/11) IHSG kembali ditutup melemah sebanyak 0,38 persen dan masih disertai dengan net sell asing senilai Rp1,05 triliun yang masih dipicu oleh efek terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS), dengan saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, BBCA, ADRO, TLKM, dan BMRI.
Sementara itu, dari sisi Bursa Wall Street cenderung menguat pada perdagangan kemarin, dengan S&P 500 menguat 0,39 persen ke 5.893,62 dan Nasdaq naik 0,60 persen ke 18.791,81. Sedangkan, indeks Dow Jones turun 0,13 persen menjadi 43.389,60.
Lalu, Bursa Asia bergerak variasi pada perdagangan kemarin, dengan mayoritas indeks menguat, antara lain Hang Seng Hong Kong naik 0,70 persen, Kospi meningkat 2,16 persen, ASX 200 Australia menguat 0,18 persen, Sraits Times Singapura turun 0,32 persen, dan FTSE Malaysia naik 0,73 persen.
Baca juga: Bos Indosat Borong Jutaan Lembar Saham ISAT
Sementara itu, Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 1,09 persen, Shanghai Composite turun 0,21 persen dan Taiex Taiwan menurun 0,86 persen.
Adapun pergerakan tersebut dipicu oleh adanya ekspektasi menahan pemangkasan suku bunga The Fed menyusul tanda-tanda ketahanan ekonomi AS. Investor menilai prospek tarif dan pemotongan pajak Donald Trump berpotensi mendorong kembali inflasi di saat ekonomi AS sudah kuat. (*)
Editor: Galih Pratama