Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (25/9) akan berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support 7.670 dan level resistance 7.830.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.670-7.830,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 25 September 2024.
Manajemen Pilarmas menjelaskan, sentimen yang akan dicermati oleh para investor antara lain, Bank Sentral China telah mengeluarkan stimulus kebijakan moneter untuk mendorong pemulihan dan kebangkitan bagi Tiongkok.
Baca juga : IHSG Ditutup Naik 0,04 Persen, Saham PART, BELL dan IOTF jadi Top Gainers
Kebijakan tersebut adalah penurunan tingkat suku bunga 7D Reverse Repo dari 1,7 persen menjadi 1,5 persen. Kemudian, RRR diturunkan sebesar 0,5 persen sehingga likuiditas mampu mencapai 1 triliun yuan.
Selanjutnya, rasio uang muka minimum dikurangi menjadi 15 persen untuk pembelian rumah kedua, dan Tiongkok akan kembali memangkas RRR lebih lanjut lagi di tahun ini sebesar 25-50 bps.
“Kami melihat apa yang disampaikan oleh Bank Sentral China merupakan salah satu stimulus yang dilakukan, dan tentu harus kita sambut baik hal tersebut karena mampu memberikan harapan untuk memulihkan harapan,” imbuhnya.
Baca juga : IHSG Sesi I Ditutup di Zona Hijau ke Level 7.781
Sementara itu, Bank Sentral Jepang kembali memberikan penegasan kepada pelaku pasar dan investor bahwa akan menaikkan tingkat suku bunganya apabila data ekonomi mendukung, tetapi langkah tersebut tidak akan terburu-buru untuk dilakukan.
Sementara, Bank Sentral Australia kembali menahan tingkat suku bunganya pada level 4,35 persen, di mana ini merupakan level tertinggi mereka dalam kurun waktu 12 tahun terakhir untuk melawan inflasi yang memang sulit untuk dikendalikan dan mereka akan fokus terhadap inflasi yang ditargetkan kembali dalam rentang 2-3 persen.
Sehingga harapannya Bank Sentral Australia akan segera melakukan penyesuaian kebijakan moneter. Hal ini dikarenakan bank sentral negara lain telah masuk ke dalam fase pemangkasan tingkat suku bunga. (*)
Editor: Galih Pratama