Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (2/8) akan berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan level support 7.300 dan level resistance 7.360.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.300–7.360,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 2 Agustus 2024.
Baca juga: Usai Rilis Kinerja, Begini Pergerakan Saham BBCA dan BBRI
Pilarmas menyoroti potensi tersebut dipicu oleh para pelaku pasar dan investor yang mulai khawatir bahwa perekonomian tidak sedang baik baik saja, di mana PMI Manufacturing Amerika Serikat (AS) hanya tumbuh tipis, dari sebelumnya 49,5 menjadi 49,6 namun masih di bawah level ekspansinya.
Namun, yang menjadi puncak kekhawatiran adalah turunnya ISM Manufacturing dari sebelumnya 48,5 menjadi 46,8. Diketahui ISM Manufacturing sebuah indikator yang mengukur aktivitas ekonomi di sektor manufaktur AS, mulai dari pesanan baru, tingkat produksi, tren ketenagakerjaan, pengiriman, hingga inventori.
Masalahnya, indeks ini tidak hanya turun di AS, PMI Manufacturing kawasan Eropa juga tumbuh tipis dari sebelumnya 45,6 menjadi 45,8, begitupun dengan China PMI Manufacturing yang ikut turun dari sebelumnya 51,8 menjadi 49,8, dan Jepang Manufacturing turun dari sebelumnya 49,2 menjadi 49,1.
Selain itu, Indonesia Manufacturing pun juga turun dari sebelumnya 50,7 menjadi 49,3 yang menandai rekor terburuk dalam tiga tahun terakhir setelah 34 bulan berturut-turut berada di zona ekspansi. Hal ini disebabkan oleh turunnya tingkat output dan permintaan baru, serta pengurangan jumlah staf dalam empat bulan terakhir.
Baca juga: Tren IPO di Semester I 2024 Menurun, BEI Beberkan Penyebabnya
Penurunan dalam sektor manufaktur ini telah membuat pelaku pasar dan investor khawatir bahwa perekonomian melambat terlalu cepat, dan The Fed terlambat dalam membuat langkah langkah untuk mencegahnya.
“Bagi kami, tidak perlu khawatir The Fed terlambat memangkas tingkat suku bunga karena kami percaya bahwa The Fed memiliki ukuran tersendiri untuk melihat waktu yang tepat untuk memangkas tingkat suku bunga,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama