Poin Penting
- IFG Life menilai generasi muda masih menganggap asuransi sebagai reaksi setelah risiko terjadi, bukan bagian dari perencanaan keuangan hidup.
- Perusahaan menyoroti lima fase kehidupan yang membutuhkan proteksi berbeda, mulai dari masa lajang hingga usia lanjut.
- Inflasi medis yang meningkat tajam menjadi alasan penting untuk menyiapkan asuransi sejak muda agar tidak membebani keuangan keluarga.
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid belum sepenuhnya mencerminkan ketahanan finansial generasi mudanya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian nasional tumbuh 5,12 persen (yoy) pada kuartal II 2025, melampaui berbagai proyeksi analis.
Namun, di balik capaian positif itu, generasi muda Indonesia masih berhadapan dengan tekanan finansial yang semakin kompleks. Mulai dari kenaikan biaya hidup, pinjaman online, hingga inflasi medis yang melambung.
Meskipun tingkat literasi asuransi nasional sudah mencapai 76,25 persen (SNLIK 2024), angka penetrasi masih rendah, yakni 2,72 persen (OJK, 2025).
Baca juga: OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 7,70 Persen Jadi Rp8.163 Triliun pada September 2025
Direktur Bisnis Individu PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), Fabiola Noralita menilai kesenjangan ini menunjukkan bahwa masyarakat, terutama generasi muda, masih memandang proteksi sebagai reaksi setelah risiko terjadi, bukan bagian dari perencanaan hidup.
“Proteksi bukan sekadar produk keuangan, tapi instrumen untuk memberi ketenangan hati. Kalau disiapkan sejak muda, dampaknya besar, bukan hanya menjaga aset pribadi, tapi juga menjaga keberlanjutan ekonomi keluarga,” ujarnya, dikutip Senin (10/11).
IFG Life menyoroti lima fase kehidupan yang perlu mendapatkan perlindungan berlapis. Mulai dari masih single, memulai karier, menikah, memiliki anak, hingga memasuki usia lanjut. Dalam setiap tahap, kebutuhan dan risiko finansial berbeda-beda, sehingga perlindungan pun harus disesuaikan.
Misalnya, pada fase awal karier, risiko sakit atau kecelakaan bisa mengganggu kestabilan keuangan. Produk seperti IFG LifeCHOICE memberikan perlindungan penyakit kritis dengan manfaat pengembalian premi jika tidak ada klaim.
“Bagi yang masih lajang dan aktif secara fisik, IFG LifeSAVER menawarkan premi mulai Rp49 ribu per bulan untuk melindungi dari risiko aktivitas harian,” tutur Fabiola.
Baca juga: Wow! IFG Life Bayar Klaim Rp22,5 T, Komitmennya Jaga Kepercayaan
Sementara pada fase berkeluarga dan memiliki anak, fokus beralih ke perlindungan jiwa dan pendidikan melalui IFG LifeCOVER, yang dirancang agar keluarga tetap terlindungi jika terjadi hal tak terduga.
Di sisi lain, risiko kesehatan meningkat tajam di usia lanjut. Menurut OJK, inflasi medis Indonesia mencapai 10,1 persen pada 2024 dan diperkirakan naik menjadi 13,6 persen pada 2025, hampir dua kali lipat dari rata-rata global.
“Bila seseorang tidak menyiapkan proteksi sejak muda atau selama masa produktif, biaya medis ini dapat menjadi berat dan membebani keluarga,” tutup Fabiola.(*) Alfi Salima Puteri









