Jakarta – Perusahaan pelat merah Indonesia Financial Group (IFG) mempersiapkan diri sebagai market leader di Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Indonesia. Diungkapkan oleh Sekretaris IFG, Oktarina Dwidya Sistha, pihaknya terus menerus melakukan pembenahan di berbagai aspek.
Beberapa aspek yang ia maksud meliputi memperkuat pencadangan, perbaikan model bisnis dan proses, seperti sentralisasi underwriting, implementasi PSAK 117, penguatan dan implementasi Risk Culture & Risk Management, sampai optimalisasi sumber daya.
“Sebagai konglomerasi keuangan di IKNB dengan 16 Anggota Holding, di tahun ke-4 ini dan ke depannya, kami optimis dapat terus berkontribusi menjalankan transformasi serta kemajuan dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat Indonesia dan menjadi market leader di IKNB, khususnya bidang asuransi, penjaminan dan investasi di Indonesia,” ujar Sistha dalam acara media gathering IFG pada Kamis, 28 Maret 2024.
Baca juga: Ganti Nama, OJK Beri Izin Usaha Pialang Asuransi Karsa
Sistha menambahkan, IFG bertekad menjadi pemimpin pasar nomor satu untuk lini bisnis non life dan asuransi umum serta asset management. Hal ini didukung oleh ekosistem IFG yang memungkinkan adanya sinergi, inisiatif, dan inovasi baru dalam memberikan solusi dan nilai tambah bagi nasabah.
Tidak sampai di sana, di tahun 2024 ini, yang notabene merupakan tahun transisi antara pemerintahan lama dengan pemerintahan baru, Sistha berharap kalau IFG selaku pelaku industri IKNB bisa tetap tumbuh dengan baik.
Sistha berujar, pihaknya akan tetap menjalankan amanat pemerintah kala mendirikan IFG sebagai perusahaan IKNB. IFG akan memainkan peran mereka sebaik mungkin. Lebih dari itu, Sistha juga menjelaskan bahwa IFG juga senantiasa membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk industri IKNB. Salah satunya adalah melalui lembaga IFG Progress.
Baca juga: Jaga Komitmen Investasi, Produk Unitlink IFG Life Sabet Penghargaan Asuransi
“Kami juga ada IFG Progress, yang merupakan lembaga think tank. Nantinya, mereka akan melakukan riset dan menuangkan pemikiran yang bisa jadi referensi bagi pembuat kebijakan,” papar Sistha.
“Kalau dari IFG, harapannya semoga pertumbuhannya positif dan demand akan produk-produk asuransi juga meningkat dengan baik. Dari sisi kami, kami akan support program pemerintah,” tutupnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso