Jakarta – Di tengah ketidakpastian global, kondisi geopolitik, serta trend digitalisasi yang semakin meningkat, Ikatan Bankir Indonesia (IBI) mengingatkan bagi para penerus atau calon bankir muda untuk bisa mempersiapkan dan menghadapi tantangan yang saat ini sudah ada didepan mata.
Ketua Umum IBI, Haryanto T Budiman mengatakan, akibat dari adanya ketidakpastian kondisi global telah menyebabkan beberapa Bank sentral dan pemerintah dari seluruh dunia melakukan unwinding stimulus. Kemudian ia juga mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik Rusia-Ukraina telah mendorong peningkatan inflasi yang lebih tinggi.
“Kita semua perlu siap untuk menghadapi tantangan yang baru tidak hanya tentang kondisi global yang tidak menentu seperti kita ketahui sekarang dilakukan yang namanya unwinding stimulus yang digelontorkan bank sentral dan juga pemerintah di seluruh dunia yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Kemudian juga dampak lockdown, bagaimana kondisi geopolitik antara rusia dan ukraina yang menyebabkan kenaikan inflasi yang lebih tinggi lagi,” ujarnya dalam dalam Halal Bihalal Ikatan Bankir Indonesia, Senin malam, 30 Mei 2022.
Meski demikian, kata dia, di tengah tantangan tersebut tentu banyak peluang dan potensi bagi industri perbankan tanah air terutama terkait dengan perilaku masyarakat yang cenderung berubah dimasa pandemi. Belakangan, masyarakat lebih senang dengan aktivitas didalam rumah salah satunya melakukan hal-hal dari layar handphone seperti menggunakan mobile banking dan internet banking saat ingin bertransaksi.
“Namun kita juga harus paham mengenai banyak peluang dan juga tantangan baru termasuk juga resiko-resiko baru yang akan kita hadapi kedepannya,” tambah Haryanto T Budiman.
Ia juga menjelaskan, dalam mendorong bankir-bankir muda untuk berkembang, IBI sendiri akan melakukan perubahan terkait anggaran dalam struktur keorganisasian. Hal tersebut dilakukan untuk memperluas dan menjangkau para bankir muda untuk menjadi anggota IBI. IBI juga semakin mempermudah proses untuk keanggotaan IBI, serta mengurangi beban biaya keanggotaan bagi calon bankir muda IBI.
Nantinya, IBI akan menjalankan program-program terkait peningkatan kompetensi bankir dengan topik-topik yang relevan. Topik-topik tersebut berkaitan dengan tren digitalisasi, seperti pembahasan blockchain, crypto, serta isu-isu terkait cyber security.
Haryanto juga mengatakan dengan terkendalinya Covid-19, IBI akan mengadakan program research yang nantinya akan membahas topik-topik perbankan terkini dan diharapkan juga dapat bekerja sama dengan universitas-universitas ternama.
Tidak hanya pada program pembelajaran, IBI juga akan menjalankan sejumlah kegiatan yang nasibnya tertunda selama kurang lebih 2 tahun. Salah satunya adalah melanjutkan kegiatan bankir peduli sebagai program penyaluran santunan kepada para anak yatim dan kaum dhuafa di bulan suci ramadhan. (*) Khoirifa