Jakarta – Teknologi digital telah menginfiltrasi berbagai sektor bisnis. Adopsi teknologi digital yang menawarkan kecepatan dan efektifitas sudah menjadi kebutuhan konsumen dewasa ini. Namun begitu, adopsi teknologi digital bukanlah tanpa konsekuensi. Tak sedikit model bisnis konvensional yang tak bisa beradaptasi akhirnya tutup.
Untungnya, salah satu sektor bisnis yakni perbankan, tetap bisa bertahan dan bahkan sukses mengadopsi teknologi digital pada core business-nya.
Baca juga: Minat Masyarakat Beralih ke Digital Banking Terus Meningkat, Ini Buktinya
“Orang selalu bilang digital banking. Dulu, semua orang bilang kita (bank konvensional) akan mati. Kalau para fintech simpan uang dimana. Simpannya di bank. Kalau masih simpan di bank, ya masih hidup kita,” ujar Chairman Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto, saat acara Infobank Banking Mastery Forum 2023 (Finding Your Bank’s Purpose): Penguatan dan Pengembangan Sektor Perbankan, yang diadakan di The Ritz Carlton Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.
Lebih lanjut, ia menerangkan, bahwa banyak fintech yang menjalankan bisnisnya secara ilegal di Indonesia dengan cara-cara yang bermasalah bagi konsumen yang membuat kepercayaan konsumen terhadap sektor bisnis ini jadi makin berkurang. Kemudian, di satu sisi, industri perbankan turut ikut mengadopsi teknologi digital melalui konsep hybrid banking.
Baca juga: Kemandirian Solusi IT untuk Hadapi Tantangan di Era Digital
“Bagaimana dia konvensional, dan bagaimana dia digital. Nah, hasil temuan dari kita bahwa kita bukan lagi hanya fokus, tapi kita juga agile. Kita tak hanya kontrol, tapi juga prevent. Kita tak hanya digital, tapi juga outlet. Maka, memadukan hybrid ini adalah masa depan yang sangat bagus. Dan yang siap di situ adalah yang bakal memenangkan pertandingan ke depan,” tuturnya. (*) Steven Widjaja