Jakarta – Bank BPD Bali genap berusia 62 tahun pada Rabu, 5 Juni 2024 ini. Di usianya yang semakin matang, bank kebanggaan masyarakat Bali ini telah tumbuh menjadi bank yang sehat, kuat dan kontributif. Selanjutnya, Bank BPD Bali ingin lebih berperan dalam mendorong perekonomian Bali, dan Indonesia pada umumnya.
“Maknanya di usia 62 tahun ini, kita masih muda ya. Jangan umurnya yang dilihat. Tapi lihat jiwanya. Sehingga jadi semangat. Makanya, kami rebranding budaya kerja juga, untuk mendorong pertumbuhan. Yang kita ajak kerja di Bank BPD Bali ini ‘kan, sekarang anak-anak muda,” kata I Nyoman Sudharma, Direktur Utama Bank BPD Bali, kepada Infobank, beberapa waktu lalu.
Peringatan hari jadi Bank BPD Bali tahun ini mengangkat tema “Bangga Berkarya”. Menurut Sudharma, filosofi dari tema itu adalah Bank BPD Bali ingin terus berkarya, mendukung pemerintah daerah (pemda) Bali dan masyarakatnya.
“Makanya, kita di internal, dalam membangun budaya kerja juga penuh dengan saling support. Kemudian, secara eksternal tentunya, melihat positioning kami, dimana Bank BPD Bali bisa menjadi regional champion di daerahnya,” tukas bankir kelahiran Ungasan, Badung, Bali pada 9 Agustus 1972 ini.
Baca juga: Incar Laba Rp840 M, Ini Jurus Bank BPD Bali Jaga Margin di Era Suku Bunga Tinggi
Sebagai institusi perbankan, dalam mendukung pertumbuhan perekonomian Bali, Sudharma menegaskan, pihaknya akan terus meningkatkan fungsi intermediasi, termasuk dukungan finansial untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali.
“Kita punya corporate plan, sudah pasti di pertumbuhan perkreditan, pasti harus dioptimalkan. Karena, itu yang berdampak besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Bali. Kemudian, sektor UMKM juga akan kita terus tingkatkan pembiayaannya,” tegas Sudharma.
Sementara, kepada pemda, baik provinsi maupun kabupaten dan kota di Bali, Sudharma bilang, Bank BPD Bali ingin terus menjadi mitra pengelola keuangan dan financial consultant yang andal bagi para pemda.
“Misi kita, bahwa kita menjadi konsultannya pemda, financial consultant. Berbagai macam sudah kami digitalkan, termasuk digitalisasi penerimaan asli daerah,” ujar Sudharma.
Sementara, dari sisi kinerja, sampai dengan Maret 2024, menurut catatan Biro Riset Infobank (birI), Bank BPD Bali berhasil mengukir kinerja yang cemerlang, bahkan secara rata-rata dapat dikatakan tumbuh di atas industri bank umum yang diwakili 106 bank.
Per Maret 2024, total aset Bank BPD Bali tumbuh 14,53 persen secara tahunan atau menjadi Rp35,86 triliun. Pertumbuhan aset ini di atas rata-rata pertumbuhan industri bank umum yang tercatat 8,16 persen. Pada pos dana pihak ketiga (DPK), mengalami kenaikan 16,61 persen atau menjadi Rp30,69 triliun.
Pertumbuhan DPK ini juga di atas rata-rata pertumbuhan industri yang sebesar 7,44 persen. Sementara pada pos kredit, Bank BPD Bali berhasil menggenjot penyaluran kreditnya sehingga tumbuh 6,11 persen atau menjadi Rp21,39 triliun.
Baca juga: Bos Bank Sumut: Digitalisasi Jadi ‘Senjata’ BPD Lawan Bank Besar
Di sisi profitabilitas, Bank BPD Bali berhasil mencetak pertumbuhan yang sangat impresif. Laba bersihnya memelesat 35,96 persen dari Rp198,98 miliar di Maret 2023 menjadi Rp270,53 miliar. Pertumbuhan laba Bank BPD Bali ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan laba industri bank umum. Di triwulan pertama 2024, laba industri bank umum tercatat hanya tumbuh 2,02 persen.
Untuk 2024, Bank BPD Bali optimis dapat menjaga kinerjanya tetap tumbuh, sehat, dan berkelanjutan. Secara angka, bank ini menargetkan pertumbuhan yang moderat, di kisaran 8% untuk funding dan lending, mengingat kondisi perekonomian tahun ini yang lebih challenging.
“Tahun ini, pertumbuhan kredit memang kita buat moderat, 8 persen. Pertumbuhan DPK juga 8 persen. Tapi kalau kita lihat data terakhir, kami sebenarnya sudah lebih tinggi dari target pertumbuhan, khususnya untuk DPK,” pungkas Sudharma. (*) Ari Nugroho