Jakarta – Bertepatan dengan hari ulang tahun Bursa Efek Indonesia (BEI), pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (10/8) indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka pada zona hijau ke level 6.886,09 atau menguat 0,16 persen.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 484 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 27 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp220 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 121 saham terkoreksi, sebanyak 157 saham menguat dan sebanyak 212 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat bahwa IHSG secara teknikal hari ini diproyeksi bergerak mixed dalam rentang 6.850 hingga 6.915.
Baca juga: 3 Perusahaan Baru Resmi Tercatat di BEI, Begini Pergerakan Sahamnya
“Pada perdagangan Rabu (9/8) IHSG ditutup naik tipis sebesar 0,09 persen atau naik 6,3 poin di level 6.875,11. IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.850–6.915,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 10 Agustus 2023.
Ratih menjelaskan sentimen dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada Juli 2023, naik menjadi USD137,7 miliar jika dibandingkan bulan Juni 2023 sebesar USD137,5 miliar yang didukung oleh pajak dan pendapatan jasa.
“Tingkat Cadev tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Kedepannya, Cadev akan tetap memadai, seiring dengan prospek ekonomi, stabilitas makroekonomi, serta sistem keuangan yang terjaga,” imbuhnya.
Sedangkan dari mancanegara, National Australia Bank (NAB) melaporkan Indeks kepercayaan bisnis di Australia naik ke level 2 pada Juli 2023 dari level minus 1 pada bulan sebelumnya, dimana menunjukan level tertinggi sejak Januari 2023.
Adapun dari Asia, angka inflasi di China turun 0,3 persen yoy pada Juli 2023, sehingga menjadi deflasi pertama sejak Februari 2021. Sementara nilai Ekspor di China turun 14,5 persen yoy ke level terendah dalam lima bulan menjadi USD281,76 miliar pada Juli 2023, menjadi penurunan paling tajam sejak Februari 2020, lalu secara bersamaan, angka impor terkoreksi 12,4 persen yoy menjadi USD201,16. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra