Human Initiative Luncurkan Program DREAM, Ini Tujuannya

Human Initiative Luncurkan Program DREAM, Ini Tujuannya

Jakarta – Human Initiative meluncurkan program Decent Work and Settlement for Refugee Assistance Program (DREAM). Program ini bertujuan membantu mengatasi permasalahan tunawisma di kalangan pengungsi untuk mencapai kemandirian ekonomi.

Program yang didukung oleh Citi Foundation ini menargetkan 220 pengungsi untuk memperoleh akses ke pelatihan keterampilan, dan peluang kerja, dengan fokus pada orang dewasa yang dapat digunakan di masa mendatang sesuai ketentuan berlaku di negara penempatan.

Tomy Hendrajati, Presiden Human Initiative, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan global pengungsi. Program DREAM ini merupakan wujud nyata kolaborasi multipihak untuk mendukung pengungsi.

“Dengan pemberian Housing Allowance dan pelatihan peningkatan keterampilan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pengungsi untuk hidup lebih bermartabat,” ujarnya dikutip 20 Desember 2024.

Sementara itu, Puni Ayu Anjungsari, Director & Country Head of Public Affairs Citi Indonesia menyampaikan melalui program DREAM, pihaknya bangga dapat berkontribusi langsung dalam inisiatif yang memberikan dampak sosial nyata melalui penyediaan program peningkatan keterampilan yang relevan bagi para pengungsi.

“Kami harap kontribusi kami dapat membantu menciptakan pemerataan ekonomi agar tercipta masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera untuk masyarakat di dunia,” harapnya.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Rilis Buku Tantangan untuk Perkuat Literasi Jaminan Sosial

Selanjutnya, Nelwan Harahap, Direktur Fasilitasi Korban dan Pengungsi Kedeputian Kedaruratan BNPB, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang diinisiasi oleh Human Initiative dan Citi Foundation. Program DREAM tak hanya memberikan keterampilan dan dukungan housing allowance kepada pengungsi, tetapi juga mendorong mereka untuk menjadi individu yang produktif.

“Kami di BNPB percaya bahwa penanganan pengungsi harus dilakukan secara holistik dan terintegrasi dengan pendekatan yang mendukung pembangunan jangka panjang,” jelasnya.

Program DREAM tidak hanya membantu pengungsi bertahan, tetapi juga mendorong mereka menjadi individu yang produktif melalui pelatihan keterampilan dan mendukung mereka terhadap akses mendapatkan pekerjaan yang layak di negara penempatannya kelak.

Melibatkan total 35 pengungsi sebagai peserta pada acara peluncuran, program DREAM juga menginspirasi komunitas lokal dan mitra strategis untuk mendukung pengungsi dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif dan berdaya. (*)

Related Posts

News Update

Top News