Jakarta- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) pada triwulan III-2018 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp23,5 triliun. Angka tersebut tercatat tumbuh 14,6% secara year on year (yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp20,5 triliun.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menilai, pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh tumbuhnya aset secara konsolidasi, dimana Bank BRI per Triwulan III 2018 mencatatkan aset sebesar Rp 1.183,4 Triliun, naik 13,9% year on year.
“Hingga triwulan ketiga 2018, BRI berhasil membukukan laba Rp23,5 triliun,” kata Haru di Gedung BRI I, Jakarta, Rabu 24 Oktober 2018.
Dari sisi simpanan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI berhasil tumbuh double digit sebesar 13,3 persen ke posisi Rp 872,7 triliun di Triwulan III 2018 lebih besar dari posisi Rp 770,6 triliun di Triwulan III 2017. Sementara untuk dana murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan proporsi 56,5 persen.
Kinerja bisnis positif diatas juga ditunjang oleh peningkatan efisiensi dan 0perasional perusahaan. Rasio BOPO Bank BRI di akhir September 2018 tercatat sebesar 70,6 persen, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO di posisi akhir September 2017 yakni 73,2 persen. Ini tak lepas dari strategi perusahaan yang terus berinovasi melakukan digitalisasi baik dalam produk dan
layanannya.
Fee Based Income (FBI) serta pendapatan operasional lainnya juga memiliki peran penting mendorong pendapatan perseroan. Tercatat FBI tumbuh 18,4 persen secara year on year.
“Dengan sisa tiga bulan hingga bulan Desember, kami optimistis mampu mencapai target yang telah dicanangkan,” pungkas Haru. (*)