Jakarta – Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) hingga Minggu keempat dibulan Agustus 2018 menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,02 persen yang didorong oleh stabilnya harga-harga disejumlah bahan makanan.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Gubernur Bi Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2018. Menurutnya, Survei Pemantauan Harga yang dilakukan BI ini juga menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) tercatat 3,24 persen.
“Sampai dengan Minggu keempat itu rendah, sejumlah makanan itu alami deflasi berdasarkan SPH kami sampai Minggu keempat menunjukan IHK minus 0,02 persen (deflasi). Ini IHK secara keseluruhan bukan bahan makanan saja,” ujarnya.
Baca juga: Jaga Inflasi 3,5%, Pemerintah Pantau Nilai Tukar Rupiah dan Impor
IHK dibulan Agustus 2018 yang mengalami deflasi ini merupakan trend disetiap tahunnya. Pada tahun lalu di bulan yang sama, IHK juga menunjukkan deflasi sebesar 0,07 persen dengan dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2017 terhadap Agustus 2016) tercatat sebesar 3,82 persen.
Lebih lanjut Perry mengungkapkan, dengan laju IHK yang menunjukkan deflasi tersebut, maka mencerminkan bahwa indikator makro ekonomi Indonesia tengah dalam kondisi yang baik. Dengan demikian, dirinya meyakini, bahwa Indonesia masih mampu menghadapi kondisi gejolak global yang tengah terjadi.
“Messagenya adalah inflasinya sangat rendah, kondisi stabilitas sistem keuangan kita juga terjaga, intermediasi juga juga kuat. Jadi dari berbagai indikator makro kita stabilitas ekonomi dan pertumbuhan itu terjaga. Yakinkan bahwa kondisi ekonomi kita Indonesia itu kuat dan tahan,” ucap Perry. (*)