Jakarta – Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), hingga pekan kedua Desember 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi sebesar 0,4 persen (month-to-month), sehingga secara tahunan berada di kisaran 3,3-3,4 persen.
“Survei terakhir kami, inflasi sebesar 0,4 persen. Tetapi, kami masih menunggu hingga akhir bulan ini untuk mendapatkan angka inflasi 2017. Ketika inflasi 0,4 persen, secara tahunan di antara 3,3-3,4 persen,” ujar Mirza di Jakarta, Jumat, 22 Desember 2017.
Menurutnya, hingga akhir November 2017 laju inflasi masih terjaga di level 0,2 persen (m-t-m) atau sebesar 3,3 persen (y-o-y). Dengan demikian, BI memperkirakan inflasi tahun ini akan ada di level 4 persen plus minus 1 persen. “Jadi, sejauh inflasi kita masih baik dan sejalan dengan sasaran BI di 2017,” katanya.
Lebih lanjut Mirza mengungkapkan, agar pengelolaan inflasi tetap terjaga sesuai dengan kondisi makroekonomi merupakan kunci utama untuk menjaga stabilitas perekonomian di dalam negeri. “Selama tiga tahun berturut-turut inflasi terjaga di kisaran 3-3,5 persen,” jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada November 2017 terjadi inflasi sebesar 0,2 persen (m-t-m) dengan sebesar 130,35. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.
Sedangkan, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2017 sebesar 2,87 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2017 terhadap November 2016) sebesar 3,30 persen. Komponen inti pada November 2017 mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. (*)