Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, hingga kuartal-I 2021 defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kuartal I-2021 sebesar Rp144,2 triliun atau mencapai 0,82% terhadap PDB.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, target defisit anggaran pada tahun ini memang masih sebesar Rp1.006,4 triliun. Seiring dengan itu, keseimbangan primer juga masih defisit.
“Kita defisit 0,82% dari PDB dibandingkan bulan lalu 0,6% dari PDB jadi ini semua dalam koridor yang bisa kontrol dan akan kita pantau terus,” kata Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara virtual di Jakarta, Kamis 22 April 2021.
Dirinya menjelaskan, defisit tersebut terjadi lantaran belanja negara meningkat 15,6% (yoy) yaitu sebesar Rp523 triliun dari Rp452,4 triliun pada periode sama tahun lalu.
Di sisi lain, pendapatan negara hingga akhir Maret 2021 hanya mampu tumbuh 0,6% (yoy) yaitu dari Rp376,4 triliun pada periode sama 2020 menjadi Rp378,8 triliun.
Sementara itu, hingga akhir Maret 2021, keseimbangan primer juga masih mengalami defisit sebesar Rp65,8 triliun dari target tahun ini yang sebesar Rp633,1 triliun. Defisit keseimbangan primer ini melonjak hingga mencapai 2.933 persen dari realisasi Maret 2020 sebesar Rp2,2 triliun.
Sebagai informasi, keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Keseimbangan primer negatif atau defisit jika pendapatan negara lebih kecil dari belanja negara di luar pembayaran bunga utang. (*)
Editor: Rezkiana Np