Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat hingga Juli 2020 Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) masih defisit sebesar Rp330,2 triliun atau sekitar 2,01% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal tersebut terjadi lantaran Pendapatan negara hanya mencapai Rp922,2 triliun atau senilai 54,3% dari target atau masih tumbuh negatif 12,4% (yoy). Sementara untuk belanja negara mencapai Rp1.252,4 triliun atau 45,7% dari target.
“Pendapatan negara belum maksimal karena salah satunya semakin banyak masyarakat dan dunia usaha yang memanfaatkan insentif pajak,” kata Sri Mulyani saat paparan APBN Kita melalui video conference di Jakarta, Selasa 25 Agustus 2020.
Lebih rinci Sri Mulyani menjelaskan, untuk pendapatan negara, terdiri dari penerimaan pajak senilai Rp711,0 triliun, sementara penerimaan bukan pajak senilai Rp208,8 triliun serta penerimaan hibah senilai Rp2,5 triliun.
Sedangkan untuk belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat senilai Rp793,6 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa senilai Rp458,8 triliun.
Meski defisit telah mencapai 2,01%, Menkeu menilai pembiayaan masih on the track karena belanja negara masih diprioritaskan untuk penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). (*)
Editor: Rezkiana Np