Jakarta – PT Bank BRIsyariah Tbk (BRI Syairah) hingga April 2020 telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 5.298 debitur yang terdampak pandemi virus corona atau Covid19.
Direktur Bisnis Komersil BRIsyariah Kokok Alun Akbar menyatakan, pandemi virus Corona yang terjadi di Indonesia telah berdampak pada bank. Namun hal tersebut belum nampak pada triwulan I 2020. Untuk itu BRIsyariah akan semakin selektif dalam melakukan ekspansi bisnis.
“Jadi restrukturisasi yang sudah dilakukan sampai bulan april itu dalah 5.298 debitur dengan ekuivalen Rp1,6 triliun. Memang ini kalau dilihat jumlah nasabahnya cukup banyak karena nasabah kami ritel, KUR dan FLPP yang itu salah satu sektor yang diberikan relaksasi dari pemerintah,” jelas Kokok melalui video conference di Jakarta, Selasa 5 Mei 2020.
Dirinya menyatakan, pandemi ini memang belum mengganggu roda bisnis BRI Syariah hingga kuartal I-2020, namun apabila pandemi berlangsung hingga bulan Desember dikhawatirkan akan mengganggu bisnis perbankan khususnya BRI Syariah.
“Kami sudah simulasikan kalau katakanlah pandemi ini sampai dengan September masih cukup aman lah. Kalau ini berkepanjangan hingga Desember dampaknya terasa bagi kami,” kata Kokok.
Bagi nasabah pembiayaan yang usahanya terdampak pandemic virus corona, BRIsyariah menawarkan keringanan dalam bentuk restrukturisasi pembiayaan. Dimana sesuai dengan arahan OJK, BRI Syariah memberikan kesempatan keringanan/restrukturisasi pembiayaan kepada nasabah pembiayaan yang usahanya terdampak Covid-19 serta mengalami kesulitan pembayaran angsuran.
“Restrukturisasi pembiayaan ini diperuntukkan nasabah mikro, kecil, menengah yang memenuhi persyaratan. Syaratnya antara lain kolektabilitas nasabah sebelum wabah Covid-19 termasuk lancar. Selain itu nasabah beritikad baik, bersikap kooperatif dengan mengisi form assessment, dan usahanya memiliki prospek baik,” tutup Kokok. (*)
Editor: Rezkiana Np