Hengkang dari Blok Masela, Asal-Usul Shell Ternyata dari Indonesia, Ini Sejarah Lengkapnya

Hengkang dari Blok Masela, Asal-Usul Shell Ternyata dari Indonesia, Ini Sejarah Lengkapnya

Jakarta – Hengkangnya Shell sebagai pemilik saham atau Participating Interest(PI) sebesar 35% di Blok Masela dinilai cukup mengecewakan banyak pihak. 

Utamanya bagi pemerintah yang sudah memberikan rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) Blok Masela tahap pertama sejak 2019 lalu untuk membantu perekonomian di wilayah tersebut.

Namun, di luar dari kekecewaan tersebut publik dibuat penasaran dengan rekam jejak Shell di Tanah Air. Berikut, cek sejarah raksasa minyak dunia yang asal-usulnya dari Indonesia.

Sejarah Shell

Banyak pihak yang mengetahui apabila perusahaan ini bermula dari Indonesia saat masih dijajah Belanda. Diketahui, asal usul industri minyak di Indonesia dan yang kemudian menjadi Royal Dutch/Shell Group sangat erat hubungannya.

Baca juga: Pertamina Gantikan Shell Kelola Blok Masela, Segini Keuntungan yang Didapat Ekonomi RI

Melansir laman resminya, hubungan historis Shell dengan Indonesia cukup kuat. Hal ini dikarenakan penemuan minyak mentah dalam jumlah komersial di Sumatra lebih dari 100 tahun lalu secara langsung mengarah pada pembentukan Royal-Dutch Petroleum.

Awalnya, Royal Dutch Shell plc didirikan di Den Haag pada tahun 1890, namun sejarah Shell di Indonesia dimulai sejak tahun 1884 ketika warga negara Belanda, Aeilko Jans Zijlker, menemukan jejak minyak di Sumatra. 

Diketahui, Aeilko Jans Zijklert adalah seorang penanam tembakau berusia 20 tahun di Jawa Timur, pindah ke Pantai Timur Sumatera pada tahun 1880 segera setelah pemerintah menyatakan daerah ini terbuka untuk perkebunan.

Setelah berkeliling Pulau Sumatera, secara tidak sengaja dirinya menemukan jejak minyak yang pada analisis terbukti mengandung sekitar 62 persen.

Merasa senang dengan penemuan tersebut, insting bisnisnya pun muncul. Lantas, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tak lama, dirinya meminta izin dari penguasa lokal yakni Sultan Langkat untuk mengeksplorasi minyak pada tahun 1884. 

Dengan bekal uang tabungan yang dimiliki Zijklert, kemudian digunakan untuk membiayai eksplorasi dan eksploitasi minyak. Namun naas, sumur yang dibornya ternyata kering alias tidak banyak menghasilkan minyak.

Setahun setelahnya, dia menggali Telaga Tunggal 1 di Pangkalan Brandan Sumatra Utara dan kali ini dia menemukan minyak dari Telaga Tunggal 1 dan mulai berproduksi dalam kuantitas komersial.

Pada tahun 1890, Ziljker merasa cukup percaya diri untuk mengubah “Perusahaan Minyak Sumatra Sementara” menjadi perusahaan bernama “Royal Dutch Company” yang kemudian dicatatkan di Den Hag.

Pada saat Zijklert meninggal pada 27 Desember 1890, rekannya De Gelder yang bersama-sama ikut mengerjakan pengeboran minyak menemukan sumur baru lainnya di Pangkalan Brandan. Pengeboran pun langsung dilakukan, kemudian ia juga membangun fasilitas pengiriman minyak di Pangkalan Susu agar minyak bisa diekspor melalui laut.

Di sisi lain, pada1898 Kerajaan Belanda telah menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan dan pelabuhan yang akan menjadi pelabuhan pengiriman minyak pertama di Pangkalan Susu Indonesia.

Sementara itu, di Kalimantan pada tahun 1897 Shell Transport and Trading Company Ltd juga menemukan minyak di Kalimantan Timur. Di tahun yang sama, mereka mendirikan kilang kecil di Balikpapan, yang dimulai pada tahun 1899.

Pada pergantian abad, minyak telah ditemukan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Timur dan Kalimantan Timur, dan kilang telah didirikan di setiap daerah. Saat itu ada 18 perusahaan yang mengeksplorasi atau memproduksi minyak di Indonesia.

Operasional Shell

Saat ini, dalam operasionalnya strategi Shell difokuskan untuk memperkuat posisi sebagai pemain terdepan dalam industri minyak dan gas, sekaligus membantu memenuhi permintaan energi global dengan cara yang bertanggung jawab. Fokus aktivitas Shell juga bertumpu pada keselamatan dan tanggung jawab lingkungan dan sosial.

Baca juga: Pertamax Green 95 Siap Dijual di SPBU Surabaya dan Jakarta, Segini Kisaran Harganya

Di sektor Hilir, Shell Indonesia melayani pangsa pasar bisnis dan pengendara bermotor. Shell Indonesia mengelola kegiatan bisnis yang meliputi pemasaran dan perdagangan pelumas secara langsung maupun melalui distributor-distributor yang telah ditunjuk.

Shell Indonesia mencatat tonggak sejarah baru dengan diresmikannya SPBU Shell pertama di Karawaci, Tangerang. Shell merupakan perusahaan minyak internasional pertama yang terjun dalam bisnis ritel BBM setelah 40 tahun.

Di sektor hulu, Shell merupakan mitra strategis Inpex, operator Masela PSC yang meliputi lapangan gas Abadi. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News