Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11) telah mengumumkan kinerja keuangan kuartal III 2024 dengan mencetak pertumbuhan pendapatan sebanyak 18 persen secara tahunan menjadi Rp20,38 triliun dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan NCKL sebagai perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan tersebut didukung oleh peningkatan volume produksi di operasi penambangan dan pemrosesan.
Alhasil, laba kotor tercatat mencapai Rp6,66 triliun atau naik 9 persen secara tahunan, sementara EBITDA meningkat 14 persen menjadi Rp8,88 triliun, dengan pertumbuhan tersebut, laba bersih juga ikut naik menjadi sebesar Rp4,84 triliun atau tumbuh 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Depo Bangunan Bidik Pendapatan Rp3 Triliun di 2025
Head of Investor Relations Harita Nickel, Lukito Gozali, menyampaikan bahwa, hasil tersebut mencerminkan upaya berkelanjutan perseroan untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global.
“Perluasan kapasitas produksi kami mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik,” ucap Lukito dikutip 22 November 2024.
Ia juga menambahkan bahwa, Harita Nickel terus berfokus pada peningkatan kapasitas produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Lalu, investasi perusahaan dalam fasilitas peleburan dan pemurnian pun selaras dengan komitmen untuk mendukung agenda hilirisasi pemerintah Indonesia.
“Harita Nickel juga berkomitmen terhadap praktik yang berkelanjutan serta terus mendorong kemajuan industri nikel di Indonesia,” imbuhnya.
Adapun, dari sisi operasional, volume produksi juga mencatatkan peningkatan, dengan produksi bijih nikel mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt) atau meningkat 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Selain itu, produksi FeNi dari smelter RKEF tercatat sebesar 95.813 ton, meningkat 39 persen secara tahunan, sementara fasilitas HPAL menghasilkan 71.531 ton MHP Ni atau meningkat 47 persen secara tahunan.
Baca juga: Anak Usaha DOID Teken Kontrak Jasa Tambang, Segini Nilainya
Selanjutnya, pada fasilitas HPAL kedua, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), memulai lini produksi pertama di April 2024 dan keseluruhan tiga lini produksinya sudah berhasil mencapai kapasitas penuh di Agustus.
Keberhasilan ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada keseluruhan total produksi fasilitas HPAL dan kontribusi terhadap kenaikan penjualan bijih nikel ke divisi tambang. Selain itu, fasilitas HPAL pertama mulai memproduksi dan mengekspor kobalt elektrolitik di Agustus, menambah ragam produk perusahaan. (*)
Editor: Galih Pratama