Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengumumkan kinerja keuangannya untuk semester I 2024 dengan mencatatkan pendapatan yang tumbuh 25 persen menjadi Rp12,80 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp10,24 triliun.
Pertumbuhan pendapatan Harita Nickel tersebut didorong oleh peningkatan output produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi di seluruh operasi penambangan dan pengolahan. Kapasitas produksi Harita Nickel terus tumbuh, dengan naiknya kapasitas dari smelter RKEF dan fasilitas pemurnian HPAL.
Di mana, volume penjualan bijih nikel di paruh pertama tahun 2024 mencapai 8,37 juta wmt atau meningkat 29 persen dibandingkan dengan 6,49 juta wmt pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca juga: AirAsia Indonesia Raup Pendapatan Rp3,78 Triliun di Semester I 2024
Selain itu, operasi RKEF mengalami peningkatan output produksi FeNi sebesar 69 persen dari tahun ke tahun, mencapai 63.414 ton pada paruh pertama tahun 2024 yang melebihi kapasitas produksi.
Sementara, untuk operasi HPAL juga menunjukkan kinerja yang kuat, dengan peningkatan output MHP Ni sebesar 28 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan total 38.334 ton di paruh pertama tahun 2024.
Di sisi lain, pertumbuhan ini juga turut didukung oleh peningkatan produksi fasilitas pemurnian dari PT HPL yang melebihi kapasitas produksi dan fasilitas pemurnian HPAL kedua, PT ONC, yang sudah mulai produksi di kuartal kedua 2024.
Head of Investor Relations Harita Nickel, Lukito Gozali, menyatakan bahwa, hasil paruh pertama tahun 2024 itu mencerminkan komitmen Perseroan terhadap keunggulan operasional dan pertumbuhan berkelanjutan.
Baca juga: Ditopang Segmen Ini, Emiten Hotel Sahid Jaya Bukukan Kenaikan Pendapatan 47,51 Persen
“Meskipun kondisi pasar yang bergejolak, kami berhasil meningkatkan kapasitas produksi kami dan mempertahankan profitabilitas yang kuat. Inisiatif strategis kami dan peningkatan efisiensi yang terus-menerus telah menempatkan kami dengan baik untuk memenuhi permintaan global yang meningkat akan nikel, terutama di sektor baterai kendaraan listrik,” ucap Lukito dalam keterangan resmi dikutip, 1 Agustus 2024.
Berkat hal itu laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di kuartal II-2024 ini sebesar Rp1.805 triliun atau tumbuh 80 persen dari Rp1.001 triliun pada kuartal I 2024.
Dengan, EBITDA yang mengalami peningkatan 49 persen menjadi Rp3.168 triliun di kuartal II-2024, naik dari Rp2.129 triliun pada kuartal sebelumnya. (*)
Editor: Galih Pratama