Harga Saham TUGU Terbang 7 Hari Beruntun, Ini Pemicunya

Harga Saham TUGU Terbang 7 Hari Beruntun, Ini Pemicunya

Jakarta – Harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mengalami penguatan dalam tujuh hari secara beruntun dan disertai dengan lonjakan volume perdagangan di sepanjang pekan lalu. Hal ini membuat saham TUGU menjadi salah satu top-gainer di sektornya. 

Terhitung sejak 11 Juli 2024, harga saham TUGU selalu berakhir di zona hijau. Pada pekan lalu, harga saham TUGU konsisten menguat dalam lima hari perdagangan efektif. Saham TUGU naik 9,77 persen dan ditutup di Rp1.180 per saham pada Jumat (19 Juli 2024).

Penguatan tersebut mengantarkan saham TUGU masuk jajaran top gainer di sektor asuransi umum setelah saham PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) dan PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) yang naik masing-masing 16,33 persen dan 17,02 persen secara mingguan. 

Data perdagangan mencatat, rata-rata volume transaksi saham TUGU mencapai 13,2 juta per hari untuk periode 15-19 Juli 2024. Volume perdagangan saham TUGU naik 3,5x dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan di pekan sebelumnya.

Baca juga: Soal Aturan Asuransi Kendaraan Listrik, Begini Pandangan Tugu Insurance

Untuk diketahui, rata-rata volume transaksi saham TUGU minggu lalu menjadi yang paling tinggi sejak awal tahun 2024. Tidak hanya volume, rata-rata frekuensi perdagangan harian saham TUGU juga naik 2,1x dari minggu sebelumnya menjadi 1.841x dan juga tertinggi sepanjang 2024. 

Tidak sampai di situ, saham TUGU juga getol diborong oleh investor asing. Minggu lalu saja, asing membeli bersih saham TUGU senilai Rp6,2 miliar. Saham TUGU sendiri diketahui juga dimiliki oleh beberapa investor asing kenamaan. 

Mengacu pada data Bloomberg, nama pengelola dana seperti Jom Fund Management yang berbasis di Finlandia serta Russell Investment Group asal Amerika Serikat (AS) juga turut mengempit dan memborong saham TUGU di sepanjang 2024. 

Kenaikan harga saham TUGU tersebut merespons adanya wacana implementasi Undang-Undangan Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) yang menghendaki adanya kewajiban asuransi Third Party Liability (TPL) untuk kendaraan bermotor. 

“Kenaikan saham TUGU dan asuransi umum yang lainnya didorong oleh sentimen regulasi asuransi TPL yang wajib mulai 2025. Kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan premi untuk asuransi umum ke depannya,” kata Abdul Azis analis Kiwoom Sekuritas. 

Sejauh ini, terutama pada 2023, kontribusi terbesar premi atau Gross Written Premium (GWP) sektor asuransi umum didorong oleh segmen properti, kredit dan kendaraan bermotor. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menujukkan kontribusi GWP dari segmen kendaraan bermotor merupakan yang terbesar ketiga dengan pangsa 19 persen dari total GWP. 

“TUGU yang memiliki branding name Tugu Insurance memiliki keunggulan berupa posisi ekuitas yang tebal, solvabilitas yang solid di tengah adanya potensi konsolidasi industri, sehingga perusahaan memiliki peluang besar untuk menangkap potensi pertumbuhan premi dari kebijakan baru tersebut,” imbuhnya.

Azis juga mencatat, bahwa potensi premi yang diterima dari kebijakan baru tersebut tergolong besar mengingat penjualan motor dan mobil di Indonesia per tahunnya dapat mencapai 5 juta dan 1 juta unit per tahun. Apalagi jika memperhitungkan total populasi kendaraan roda dua dan roda empat tersebut hampir mencapai 150 juta unit. 

Baca juga: Kinerja Makin Kinclong, Saham TUGU Melesat hingga Masuk Top Gainers

“Memang para pelaku asuransi umum saat ini mencapai 72 dan lanskap kompetisinya cenderung fragemented. Namun dengan keunggulan TUGU serta strategi penetrasi yang tepat, TUGU dapat mengoptimalkan kebijakan tersebut untuk mendorong pertumbuhan di masa depan, apalagi untuk awal-awal kemungkinan besar skenarionya cenderung menuju konsorsium untuk risk-sharing” kata Azis. 

Katalis lain yang juga dinilai menjadi pendorong penguatan harga saham anak usaha BUMN energi PT Pertamina (Persero) ini adalah jelang momentum rilis laporan keuangan semester I-2024 (konsolidasian, unaudited) pada akhir Juli mendatang, mengingat laporan keuangan Juni 2024 (induk, non konsolidasian) yang telah rilis pada halaman www.tugu.com  sejak pekan lalu telah menunjukan kinerja yang baik dan bertumbuh.

Meskipun sudah menguat 7 hari beruntun, Azis mengantisipasi koreksi temporer dapat terjadi. Namun faktor tersebut hanya bersifat teknikal sementara fundamental TUGU tetap solid. (*)

Related Posts

News Update

Top News