Harga Saham TUGU Melambung ke Level Tertinggi 3 Bulan, Analis: Valuasi Masih Sangat Murah

Harga Saham TUGU Melambung ke Level Tertinggi 3 Bulan, Analis: Valuasi Masih Sangat Murah

Jakarta – Harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) ditutup menguat 6,2 persen ke Rp1.030 pada perdagangan Senin, 22 September 2025. Kenaikan ini sekaligus menjadi harga penutupan tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Meski begitu, analis menilai valuasi saham TUGU masih tergolong undervalued

Penguatan ini seakan menandai berakhirnya periode sideways yang cukup panjang bagi emiten asuransi umum anak usaha Pertamina tersebut. Lonjakan signifikan juga didorong oleh volume transaksi yang meningkat tajam.

Untuk diketahui, total volume perdagangan saham TUGU hari ini mencapai 16,3 juta saham atau lebih dari sembilan kali rata-rata volume harian pekan lalu. Dari sisi frekuensi, perdagangan tercatat 2.759 kali atau hampir lima kali lebih tinggi dari rata-rata mingguan sebelumnya.

Dengan kapitalisasi pasar Rp3,66 triliun, saham TUGU memiliki rasio price to book value (PBV) 0,37 kali, jauh lebih rendah dibandingkan emiten asuransi umum lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Kalau dilihat general insurance memang rata-rata PBV bisa 0,6 kali. Artinya kalau pakai valuasi ini harga saham TUGU wajarnya secara teoritis bisa ke Rp1.700. Masih ada peluang upside tinggi dengan marjin of safety yang juga menarik” kata Rizal Rafly dari Ajaib Sekuritas. 

Baca juga: Tugu Insurance Gelar RUPSLB, Samuel Lie Resmi Lepas Jabatan Komisaris

Selain soal valuasi yang relatif terdiskon, Rafly juga menggarisbawahi fundamental TUGU yang solid serta prospek yang cerah. TUGU dinilai menjadi market leader untuk segmen asuransi umum seperti di segmen aviasi dan energy related. Namun porsi ritel yang juga terus bertumbuh sehingga memberikan diversifikasi risiko. 

Di sisi lain, Ia menekankan bahwa secara skala, TUGU juga termasuk asuransi umum yang leading dari sisi aset maupun total kelolaan investasi. 

“Dengan total aset Rp32,6 triliun serta aset investasi mencapai Rp11,4 triliun. TUGU memiliki skala yang jauh lebih besar dibandingkan dengan perusahaan asuransi umum listed lain maupun yang non-listed. Pertumbuhan laba bersih historis secara compounding juga melampaui industri. Ini semakin memperkuat tesis investasi untuk saham TUGU” ujarnya.

Konsisten Bagi Dividen

Analis Ryan Santoso dari BCA Sekuritas juga memberikan pandangan yang positif untuk kinerja TUGU. Ia menjelaskan bahwa TUGU layaknya ‘hidden gem’ untuk kategori portofolio investasi dari kelas aset ekuitas atau saham. 

“Selain valuasinya yang murah, TUGU konsisten bagi dividen dengan rasio payout di kisaran 40 persen. Baik secara nominal maupun yield sangat atraktif. Bahkan yield dalam dua tahun terakhir di atas bunga deposito di kisaran 6-8 persen. Ini masuk kategori value dan dividend play stock” ungkapnya. 

Di tengah berbagai sentimen makro, industri dan regulasi, Ryan optimistis bahwa anak usaha Pertamina ini mampu menavigasi sisa tahun 2025 dengan tetap solid. 

“TUGU menjadi salah satu emiten asuransi umum paling awal dalam implementasi PSAK 117. Ekuitas yang tebal jauh di atas ketentuan minimum untuk 2026 disertai rasio solvabilitas di atas kecukupan minimal 120 persen dan rata-rata industri menjadi bekal yang baik untuk sisa tahun 2025 dan ke depan” pungkasnya. 

Baca juga: Tunjukkan Kinerja Solid, Tugu Insurance Raih 2 Penghargaan Best Insurance

Saat ini konsensus analis Bloomberg memberikan rekomendasi Buy untuk saham TUGU dengan rata-rata target harga di Rp1.962. Apabila dibandingkan dengan harga penutupan hari ini, harga saham TUGU berpotensi memberikan upside tinggi sebesar 90 persen dengan catatan harga sahamnya kembali ke nilai wajar yang disematkan oleh analis. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62