Ilustrasi petani kelapa sawit. (foto : istimewa)
Jakarta – Emiten-emiten sawit di Tanah Air diproyeksikan akan “kecipratan” untung dari tren penguatan harga Crude Palm Oil (CPO) global dan kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Selama sepekan atau dalam 5 hari perdagangan, harga CPO sudah menguat 2,49 persen secara point–to–point (ptp). Dalam sebulan, harga CPO menguat mencapai 8,72 persen ptp berdasarkan data Bloomberg.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebut harga CPO global saat ini tengah berada dalam tren naik atau uptrend sejalan dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap komoditas ini.
“Kalau saya melihat demand-nya itu memang cukup kuat ya untuk CPO, berarti otomatis dengan adanya kenaikan tren CPO dunia, otomatis emiten-emiten CPO juga terdampak positif dari kenaikan ini,” ucap Nafan dikutip, 24 Juli 2025.
Baca juga: Dana Asing Kembali Masuk Rp707,23 Miliar, Saham ASII Paling Banyak Diborong
Menurutnya, dinamika tarif impor AS terhadap Indonesia setelah Presiden Trump mengumumkan rencana kebijakan tarif resiprokal sebesar 19 persen belum menjadi ancaman serius bagi industri CPO nasional. Ini dikarenakan ekspor utama CPO Indonesia justru lebih banyak terserap oleh negara-negara BRICS seperti China dan India.
“Saya pikir pasar utama CPO itu bukan AS, tapi justru negara-negara BRICS. Jadi dampak langsungnya ke emiten sawit tidak terlalu besar. Tapi yang saya apresiasi, pemerintah aktif melakukan diplomasi agar tarif-tarif seperti ini bisa ditekan atau dinegosiasikan ulang,” imbuhnya.
Untuk diketahui, saat ini Indonesia tengah membuka peluang untuk bergabung dengan aliansi BRICS, yang secara strategis diperkirakan mampu memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perdagangan komoditas.
Baca juga: Begini Prospek Saham BBCA Usai Turun Takhta dari Puncak Big Caps
Sedangkan, proses negosiasi dengan US Trade Representative terus berjalan untuk mendukung produk-produk ekspor unggulan seperti CPO, kakao, dan nikel, mendapatkan tarif yang lebih ringan dan jika memungkinkan mencapai 0 persen.
Dalam sebulan terakhir ini, beberapa emiten sawit Tanah Air menunjukkan penguatan. Salah satu harga saham sawit yang “kecipratan” sentimen harga CPO adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang naik 9,01 persen.
Kemudian, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menguat 4,00 persen, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) tumbuh 11,03 persen, dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) melesat 43,75 persen. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More