Ekonomi dan Bisnis

Harga Beras Turun pada September 2025, BPS Ungkap Penyebabnya

Poin Penting

  • Harga beras turun di semua tingkat penggilingan, grosir, dan eceran pada September 2025 secara bulanan (mtm).
  • Penurunan terbesar terjadi pada beras premium, turun 0,72 persen mtm meski masih naik secara tahunan.
  • BPS sebut panen gabah, stok melimpah, dan beras SPHP sebagai penyebab utama turunnya harga.

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata harga beras mengalami penurunan di seluruh tingkat, baik penggilingan, grosir, hingga eceran pada September 2025. Meski begitu, secara tahunan harga beras masih tercatat mengalami kenaikan.

“Rata-rata harga beras di penggilingan pada September 2025 secara total turun 0,62 persen secara bulanan, tetapi naik sebesar 5,83 persen yoy,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025.

Habibullah menyebutkan, untuk beras kualitas premium mengalami penurunan harga sebesar 0,72 persen mtm, namun naik 5,60 persen secara yoy. Harga beras kualitas medium juga menurun 0,54 persen mtm dan naik 6,17 persen secara yoy.

Baca juga: Kenaikan Harga Beras jadi Alarm Serius Ketahanan Pangan RI

Selain itu, di tingkat grosir, harga beras mengalami deflasi 0,02 persen (mtm) namun tetap naik 5,54 persen yoy. Harga menjadi Rp14.290 per kg, turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Rp14.292 per kg.

Untuk tingkat eceran, deflasi tercatat sebesar 0,13 persen (mtm) dan naik 4,06 persen yoy, dengan harga menjadi Rp15.375 per kg, turun dari Rp15.395 per kg pada Agustus 2025.

BPS Ungkap Penyebab Penurunan Harga

BPS menyebut bahwa angka-angka tersebut merupakan rata-rata nasional, mencakup berbagai jenis kualitas dan seluruh wilayah di Indonesia.

Baca juga: Impor Indonesia Naik 2,05 Persen per Agustus 2025, Tertinggi dari Barang Modal

Dia pun menuturkan faktor penyebab turunnya harga beras di antaranya, panen gabah di sejumlah wilayah sehingga pasokan meningkat, penggunaan stok gabah di penggilingan cukup banyak, serta adanya penyesuaian harga beras imbas adanya beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

“Tiga faktor ini diperkirakan menjadi faktor penurunan harga beras baik penggilingan, grosir dan eceran hingga terjadi penurunan,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

14 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

15 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

15 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

16 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

1 day ago