Jakarta – Langkah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jelang tahun politik dinilai akan memengaruhi partai politik pro pemerintah yang akan berlaga pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Politiknya kurang memperhatikan kepentingan publik sehingga akan memengaruhi masyarakat memilih partai yang tidak mendukung ke pemerintah,” kata Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadianysah kepada Infobanknews, Selasa (3/10).
Baca juga: Kenaikan Harga BBM Bisa Kerek Inflasi? Begini Jawaban BPS
Artinya, partai-partai politik yang mendukung kebijakan pemerintah akan kehilangan suara pada Pemilu 2024. Sebaliknya, partai-partai yang anti pemerintah akan mendulang suara masyarakat.
“Kan tidak lucu ya menaikkan harga BBM di saat tahun politik. Ini kebijakan yang tidak tepat, sangat melukai perasaan publik,” jelasnya.
Seharusnya, kata dia, pemerintah meninggalkan legacy untuk pemerintahan selanjutnya yang aman dan nyaman. Bukan malah meninggalkan berbagai persoalan yang membebani masyarakat.
“Pak Jokowi dan partai pendukungnya di pemerintahan saat ini kan percaya diri banget ya. Hasil survei menunjukan tingkat yang tinggi, padahal survei kan hanya indikasi, bukan real sejatinya. Banyak masyarakat yang menderita dengan harga-harga yang naik dengan pasar yang sangat sepi,” bebernya.
Misalnya saja, sepinya mal-mal yang terjadi saat ini karena daya beli masyarakat yang tinggi. Tengok saja, Pasar Tanah Abang, Jakarta yang sepi pengunjung karena tergilas kehadiran e-commerce seperti TikTok Shop.
“Dengan kenaikan BBM ini akan lebih parah lagi efeknya. Jika tidak ada solusinya akan menjadi beban masyarakat. Sedangkan kemarin aja kenaikan yang 30 persen membuat kemiskinan yang tinggi sekali,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, ada tujuh partai politik yang masuk dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan PPP.
Namun, dalam perjalanannya, Partai Nasdem yang dipimpin Surya Paloh diketahui sudah membelot dengan membentuk Koalisi Perubahan untuk Perbaikan bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Baca juga: Kenaikan Harga BBM Bakal Dongkrak Inflasi, Pemerintah Diminta Kaji Ulang
Kenaikan Harga BBM
PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis non-subsidi mulai hari ini, per 1 Oktober 2023. Adapun jenis BBM yang mengalami kenaikan harga yaitu Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Pertamax Green 95.
Untuk harga BBM Pertamax Rp14.000, naik dibanding periode bulan September lalu sebesar Rp13.300 per liter.
Untuk Pertamax Turbo juga mengalami kenaikan menjadi Rp16.600 per liter dari harga sebelumnya Rp15.900 per liter.
Begitu juga harga Dexlite terbaru naik dari Rp16.350 per liter menjadi Rp17.200 per liter.
Adapun untuk harga Pertamina DEX menjadi Rp17.900 per liter, naik dari harga sebelumnya yakni Rp16.900 per liter.
Terakhir, Pertamax Green 95 dari harga Rp15.000 per liter, kini naik menjadi Rp16.000 per liter. (*)
Editor: Galih Pratama