Jakarta – PT Schroders Investment Management Indonesia menilai, sektor batu bara masih menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Indonesia jika harga tambang tersebut terus menurun.
“Tahun ini tidak bisa dipungkiri memang ekspor akan drop dari batu bara akan tetapi drop ke level berapa kita belum tahu, sekarang harga batu bara USD350 kalaupun drop kita anggep ke USD100 itu sudah sangat agresif growthnya,” ucap Investment Director Schroders Indonesia, Irwanti dalam Market Outlook 2023 di Jakarta, 18 Januari 2023.
Ia juga melihat, ada dua jenis investor yang mempengaruhi pasar saham Indonesia, diantaranya adalah investor asing yang melihat secara jangka panjang dan investor asing yang hanya membidik sektor energi tambang batu bara.
“Investor asing yang melihat Indonesia tu memang secara struktural memang baik jadi memang long term viewnya, ada tipe investor asing tipe kedua yang melihatnya cuma “saya beli Indonesia cuma untuk pay for coal price” ada juga investor yang seperti itu,” imbuhnya.
Sehingga, jenis investor asing yang kedua itulah yang mempengaruhi pasar saham karena jika harga batu bara menurun mereka akan menjual kepemilikan sahamnya di sektor tambang batu bara.
“Jadi nantinya kalau harga coal price turun investor yang tipe kedua ini mungkin juga akan jual kepemilikan mereka di pasar saham tapi i think proporsinya ngga sebanyak investor yang pertama, long term structural investor lebih besar ketimbang yang in and out,” ujar Irwanti. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra