Jakarta – Anggota Biro Politik Hamas, Osama Hamdan mengungkapkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat ini mulai menyadari bahwa operasi militer Israel merupakan tindakan yang tidak masuk akal.
Hal tersebut disampaikannya, setelah Biden mengatakan bahwa saat ini Israel berisiko kehilangan dukungan internasional karena pemboman tanpa pandang bulu di Gaza.
“Dampak serangan ke Gaza akan menjadi bencana bagi rezim Israel dan bagi hasil pemilu Biden, yang mungkin akan kehilangan kesempatan menjabat kembali di Gedung Putih pada pemilu mendatang,” ujarnya seperti dikutip VOA Indonesia, Rabu (13/12)
Baca juga: Puma Putus Kerja Sama Sponsor Timnas Israel, Gegara Aksi Boikot?
Ia juga mengecam pasukan Israel yang menghancurkan mainan anak-anak di sebuah toko di Gaza, dan juga penahanan terhadap sejumlah laki-laki, yang dilucuti hingga mereka hanya mengenakan pakaian dalam.
Sebuah video yang ditayangkan dalam konferensi pers Hamas di Beirut itu menunjukkan seorang tentara Israel yang diduga melempar-lemparkan mainan anak-anak di dalam sebuah toko di Gaza. Hamdan menggambarkan video tersebut sebagai sesuatu yang “menjijikkan.”
“Ia (tentara Israel.red) menghancurkan produk-produk ini karena tidak memiliki rasa kemanusiaan,” ujar Hamdan.
“Ia hanya tahu satu hal, yaitu bahwa anak-anak itu harus dibunuh karena mereka adalah target entitas Zionis,” tambah Hamdan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, perang akan berlanjut sampai kemenangan terhadap Hamas tercapai.
Baca juga: Imbas Boikot Produk Dugaan Pro Israel, Kapitalisasi Pasar Starbucks Boncos Rp186,38 Triliun
“Saya hendak mengatakan kepada Anda perang ini akan berlanjut sampai kemenangan tercapai, perang tidak akan berhenti, ini bukan sekedar hanya mengatakan Ayo enyahkan Hamas’ – kita akan mengenyahkan Hamas – kita tidak punya pilihan lain,” ujarnya, pada Selasa (12/12),
Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu di hadapan anggota dari satuan penyelamat taktis 669 di Pangkalan Udara Palmachim.
“Kita harus memenangkan ini,” tegasnya. (*)
Editor: Galih Pratama