Jakarta – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) turut berpartisipasi sekaligus jadi pembicara dalam seminar transportasi berkelanjutan yang digelar di Chengdu, China, baru-baru ini.
Seminar yang mengangkat tema Environmental and Social Safeguards Community of Practice (CoP) Seminar on Sustainable Transport Investments: Opportunities, Challenges, and Good Practices tersebut merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) and Multilateral Cooperation Center for Development Finance (MCDF).
Lewat seminar ini, AIIB dan MCDF berharap dapat memaparkan dan mendiskusikan praktik-praktik terbaik serta pembelajaran dalam mengelola risiko lingkungan dan sosial pada proyek infrastruktur transportasi yang dapat diterapkan secara praktis oleh pelaku pasar dalam konteks negara berkembang di Asia.
Baca juga: Terbang ke Kanada, IIF Jajaki Kerja Sama Investasi Infrastruktur Berkelanjutan
Selain itu, seminar ini menyediakan platform untuk membahas peluang dan tantangan baru yang dihadapi Multilateral Development Bank (MDB) dan mitranya dalam mengelola dampak dan risiko
lingkungan serta sosial.
Dalam pemarannya, Social and Environmental Specialist dari IIF, Yayan Indriatmoko dan Dicka Andilla Vebri menjelaskan, mengenai proses, tantangan dan pembelajaran dari penerapan Social and Environmental Safeguard pada sektor transportasi IIF. Infrastruktur transportasi merupakan sektor penting dari pembiayaan IIF dengan proporsi terbesar kedua (21 persen) setelah sektor ketenagalistrikan.
“Sejak 2013, IIF telah berpartisipasi dalam pembiayaan 11 jalan tol yang sebagian besar berada di Pulau Jawa, tiga pelabuhan di Sumatra dan Sulawesi, tiga proyek bandara (berlokasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi), serta dua proyek kereta api dan transportasi massal di Sulawesi dan Jawa,” jelas Yayan.
Yayan melanjutkan, infrastruktur transportasi seperti jalan tol, rel kereta api, bandara, pada umumnya mempunyai risiko dan dampak sosial lingkungan yang signifikan terkait dengan pembebasan lahan, kesehatan dan keselamatan masyarakat, keragamanhayati dan fragmentasi habitat, warisan budaya dan sebagainya.
Oleh karena itu, kata Yayan, penerapan standar perlindungan sosial dan lingkungan (safeguard) menjadi kunci untuk memastikan risiko dan dampak tersebut bisa dihindari, diminalkan atau dikompensasi jika penghindaran tidak dimungkinkan.
Baca juga: IIF Ungkap Sederet Tantangan dalam Pembangunan IKN
“Sebagai katalis pembangunan infrastruktur berkelanjutan, IIF terus berupaya memperbaiki penerapan safeguard standard pada proyek-proyek yang didanai, termasuk di antaranya melakukan peningkatan kapasitas pemrakarsa proyek dan para pihak terkait dalam pengelolaan risiko dan dampak sosial dan lingkungan merujuk pada kebijakan keberlanjutan IIF,” kata Yayan.
Melalui peran serta sebagai narasumber dalam seminar tersebut, IIF telah menunjukkan komitmennya untuk terus menyempurnakan penerapan standard perlindungan sosial dan lingkungan (safeguard) pada proyek-proyek infrastruktur di Indonesia agar tercapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. (*)