Jakarta – PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) pada hari ini (20/7) telah menggelar paparan publik terkait dengan kinerjanya di semester I-2023, dimana melalui lini bisnis digital ANTV, intipseleb.com, dan antvklik.com berhasil mencapai 60,5 juta pageviews dan pada portal berita viva.co.id meraih rata-rata 64 juta pageviews.
Hal tersebut sejalan dengan langkah strategis VIVA dalam mengelola lini bisnis yang lebih efektif dan efisien, serta mensinergikan seluruh bisnis digital publisher, sehingga mencapai hasil yang optimal.
Managing Director VIVA, Arief Yahya, mengatakan bahwa, langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh VIVA diantaranya melalui inkubasi penyedia teknologi digital dari sisi produksi konten, manajemen asset media, menayangkan konten digital, data analytics, serta inkubasi divisi talent menjadi buying agency untuk iklan berbasis influencer.
“Fokus VIVA Group pada bisnis digital sejalan dengan inisiatif menghadapi disrupsi digital yang memicu perubahan pola masyarakat mengkonsumsi konten, dari product centric menjadi consumer centric,” ucap Arief dikutip 20 Juli 2023.
Baca juga: 88% Perusahaan di RI Perlu Adopsi Teknologi Digital Identity, Untuk Apa?
Tidak hanya itu, secara keseluruhan pada tahun 2022 aset digital di bawah naungan VIVA Group menunjukkan pertumbuhan signifikan dari sisi jumlah pageviews dibanding tahun 2021, ditandai oleh tvonenews.com yang mencatatkan lonjakan pageviews hingga 840% atau rata-rata 31,2 juta pageviews per bulan dari tahun sebelumnya 3,3 juta.
Di sisi lain, VIVA berhasil membukukan total pendapatan iklan sebesar Rp1,70 triliun di sepanjang tahun 2022 atau menurun 6,27% dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,81 triliun.
“Penurunan ini karena ketidakpastian penerapan tahapan ASO yang membuat pengiklan bersikap wait and see. Namun demikian, pertumbuhan pendapatan Perseroan masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan industri yg turun 9,9%,” imbuhnya.
Adapun, dari segi biaya operasional, VIVA tetap mengedepankan strategi efisiensi dalam pola programming yaitu dengan melakukan akuisisi program berbiaya relatif rendah, sehingga biaya program dan siaran dapat ditekan hingga 38% menjadi Rp724,4 miliar dibandingkan Rp753 miliar di tahun 2021. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra