Jakarta – Pandemi COVID-19 telah meningkatkan volatilitas di pasar keuangan, perdagangan dan juga investasi. Untuk menghadapinya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menekankan pentingnya diversifikasi penggunaan mata uang.
Diversifikasi mata uang salah satunya dilakukan melalui kerja sama bilateral antar negara dengan menerapkan Local Currency Settlement (LCS). Sejak 2018, Indonesia sudah menjalin kerja sama LCS dengan negara Mitra.
“LCS sebagai salah satu implementasi diversifikasi mata uang dapat mengendalikan volatilitas nilai tukar dan mendukung ekonomi,” jelas Perry pada keterangannya, Rabu, 16 Februari 2022.
Pada tahun 2022, transaksi LCS ditargetkan meningkat, setelah tumbuh signifikan di tahun 2021, serta direncanakan akan merambah negara lainnya.
Penerapan LCS juga mendapat dukungan dari negara Mitra, seoerti Tiongkok. Gubernur People’s Bank of China (PBC), Yi Gang, turut menyampaikan dukungan PBC pada skema diversifikasi mata uang.
Yi Gang meyakinkan bahwa skema kerja sama penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal (LCS) dapat meningkatkan perdagangan dan investasi. Dukungan tersebut dinyatakan melalui implementasi LCS antara Tiongkok dengan Indonesia yang dipercaya memperkuat ekonomi kedua negara sekaligus mendukung percepatan pemulihan ekonomi di kawasan Asia. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Suasana saat acara customer gathering bertajuk “The New Way Local Currencies Transaction”, yang digelar di… Read More
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024… Read More
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti pentingnya mendorong konsumsi di kalangan masyarakat… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, 6 November 2024, ditutup merosot 1,44… Read More
Depok – PT BNI Sekuritas bersama Tomoro Coffee dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Sekolah… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengajak nasabah, khususnya para pelaku usaha… Read More