Jakarta – Dua dari empat perusahaan Grup MNC, yaitu PT MNC Energy Investments (IATA) dan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) masuk ke dalam papan pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal tersebut mengakibatkan panic selling investor, di mana mereka (investor) memilih untuk menjual atau melepaskan saham di pasar dan harganya pun makin tertekan. Di sisi lain, secara fundamental kedua emiten tersebut berada dalam kondisi yang sangat baik.
Pihak IATA pun merasa dirugikan dengan penerapan pemantauan khusus full call auction (FCA) oleh BEI. Seperti yang diungkapkan Direktur IATA, Kushindarto, “Hal ini sangat merugikan perseroan karena kebijakan bursa tersebut mengakibatkan investor memilih untuk menjual atau melepaskan saham perseroan di pasar dan harga saham makin tertekan,” tulis Kushindarto dalam keterangan tertulis dikutip, 10 Juni 2024.
Baca juga: Kebijakan FCA Bikin Resah Investor, Begini Respons BEI dan OJK
Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan bahwa, panic selling yang terjadi itu karena memang perilaku dari pasar. Di samping itu, kebijakan tersebut telah diterapkan secara merata ke seluruh emitan.
“Kan itu market behavior tentu kita meng-educate market jadi segala kebijakan itu akan direspons oleh publik sesuai dengan kondisi masing masing dari investor,” ucap Nyoman saat ditemui di Jakarta, 10 Juni 2024.
Nyoman juga berharap, kebijakan papan pemantauan khusus FCA dapat direspons lebih objektif dan positif, jika para emiten telah mengerti aturan dari FCA itu sendiri.
“Once kita laksanakan dan mereka dapat mengerti apa mean atau goals yang lebih besar, nah ini yang kita harapkan responnya akan lebih objektif dan positif,” imbuhnya.
Baca juga: Dinilai Bikin Pasar Tak Kondusif, Kebijakan FCA BEI Diprotes Investor
Sebagai informasi, kebijakan papan pemantauan khusus FCA telah diterapkan sejak 25 Maret yang lalu. Namun, selang berjalan kurang lebih dua bulan para emiten maupun investor melakukan protes atas kebijakan itu.
Hal ini dikarenakan menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kestabilan pasar dan beberapa investor menunjukkan ketidakpuasan mereka dengan mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk sindiran kepada BEI. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More