Jakarta – MoEngage menggelar #GROWTH Summit 2025 Jakarta, pada Kamis, 7 Agustus 2025, yang berlangsung di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta. Acara ini menghadirkan sejumlah pakar industri, CXO, dan pemimpin terkemuka di bidang marketing, customer engagement, teknologi informasi, dan pertumbuhan bisnis.
Roy Simangunsong Country Head Saurabh Madan dari MoEngage mengatakan, forum ini menjadi wadah berbagi dan diskusi bagi para pelaku di industri perbankan, keuangan, ritel, dan teknologi informasi. Khususnya, mengenai pentingnya inovasi digital dalam rangka peningkatan customer engagement untuk menjaga keberlangsungan bisnis.
Selanjutnya, dalam sesi Fireside Chat bertema “Banking Theme”. Dalam sesi ini, hadir sebagai pembicara Wakil Ketua Komtap II Kajian Ekonomi Global Strategis Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Josua Pardede, serta Ketua Bidang IT & Operation Perbanas Toto Prasetio.
Sesi Fireside Chat bertema “Banking Theme” menghadirkan pembicara Wakil Ketua Komtap II Kajian Ekonomi Global Strategis Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Josua Pardede (kanan) dan Ketua Bidang IT & Operation Perbanas Toto Prasetio (tengah). (Foto: Zaenal Abdurrani)
Pada kesempatan tersebut, Josua mewanti-wanti potensi banjirnya produk asal China ke Indonesia sebagai dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Josua menjelaskan bahwa China dikenakan tarif sebesar 30 persen oleh Trump, sehingga produk dari negara Tirai Bambu tersebut sulit menembus pasar AS. Oleh karena itu, China berpotensi mencari pasar alternatif, termasuk Indonesia yang telah menjadi mitra dagangnya.
Baca juga: Lewat Cara Ini, Bank Mandiri Perkuat Transformasi Digital
“Produk-produk dari China ini dikenakan tarif 30 persen. Artinya ada kemungkinan bahwa dengan produk China yang tidak bisa masuk ke Amerika, artinya akan bisa membanjiri produk-produk China masuk ke Indonesia dengan lebih mudah,” kata Josua.
Meski demikian, Josua menyebut pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan terus terakselerasi dan berlangsung secara eksponensial hingga 2030.
“Kami tetap melihat bahwa kontribusi dari ekonomi digital ini akan melampaui 5 persen terhadap GDP (produk domestik bruto/PDB–red) mendekati ataupun menuju 2030,” katanya.
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) yang juga Ketua Bidang IT & Operation Perbanas, Toto Prasetio, memaparkan tiga solusi dalam menghadapi disrupsi di dunia perbankan.
Pertama, perlunya modernisasi untuk kesiapan sistem digitalisasi dalam rangka mendukung hyper-personalization. Kedua, menyangkut pengembangan sumber daya manusia (people), dan ketiga, penguatan keamanan siber (cyber security).
“Jadi itu yang harus dipersiapkan agar kita bisa set ke arah situ. Mulai dari teknologi, security, personalisasi hingga people menjadi elemen yang penting,” jelasnya.
Sesi diskusi panel berikutnya mengangkat tema “Forging the Future: Digital Transformation & Bullion Banking in the Indonesian Financial Landscape”.
Dalam sesi ini, Head of Sharia Consumer Banking CIMB Niaga, Bung Aldilla, menjadi salah satu pembicara sebagai salah satu panel pembicara. Ia memaparkan tiga fokus utama perusahaan dalam meningkatkan layanan consumer banking.
Pertama, penguatan platform digital untuk menjaga layanan end-to-end tanpa mengabaikan kemudahan (seamless) guna memberikan pengalaman menarik bagi nasabah.
“Jadi dari umur anak-anak yang masih muda hingga mungkin sudah pensiun bisa menggunakan platform digital kita,” katanya.
Kedua, kolaborasi dengan ekosistem Islam seperti sekolah Islam, komunitas hijrah, hingga rumah sakit, dinilai penting untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
Ketiga, peningkatan literasi. Ia menyebut tingkat literasi keuangan syariah tahun 2025 telah mencapai 44–46 persen, namun tingkat inklusinya masih tertinggal.
Baca juga: Pegadaian Beberkan Kunci Bangun Kepercayaan Nasabah ke Bisnis Emas
Di sesi yang sama, Head of Bullion Business Pegadaian, Kadek Eva Suputra, memaparkan strategi membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan gadai, tabungan, dan bank emas (bullion bank).
Kadek menjelaskan, terdapat empat kunci utama yang diterapkan oleh Pegadaian. Salah satunya adalah transformasi produk dan layanan transaksi emas yang dimulai sejak 2018.
“Karena kita lihat emas ini sangat mudah diterima. Apalagi kenaikan harga emas kan kalau kita lihat tahun lalu, kurang lebih 32 persen kenaikannya. Kalau kita in average selama data 20 tahun, rata-rata 12,3 persen annual growth-nya,” kata Kadek.
Poin kedua adalah peluncuran berbagai platform teknologi untuk mengembangkan layanan emas digital, yang sebelumnya hanya tersedia secara konvensional.
“Kemudian yang ketiga tentu adalah operation, ini harus didukung, transformasi dan yang tidak kalah penting yang keempat adalah sebenarnya dari sisi culture-nya. Di sini ada organisasi sama mindset untuk culture, itu juga akan sangat mendukung transformasi. Nah itulah kenapa emas dan harus didukung ke transformasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kadek menekankan bahwa integrasi teknologi baru dalam layanan emas digital dapat menciptakan pengalaman merek (brand experience) yang lebih kuat bagi nasabah Pegadaian.
Panel Digital Resilience in Flux
#GROWTH Summit 2025 juga menghadirkan diskusi panel bertema “Digital Resilience in Flux: Navigating Economic Headwinds Across Banking, E-commerce, and Retail Tech in Indonesia”.
Sesi ini menghadirkan Indra Hidayatullah, Data Management and Analytics Division Head BTN; Thomas Lahey, Executive VP Head of Applications Bank BCA; Harry Sofri Putranda, VP Digital Retail Banking Bank Mandiri; Achmad Agustiyatama, Transformation Project Division Head Bank Mega; Marlin Silviana, Head of Marketing Technology Eraspace; dan Fanky Mulia, VP Membership & Loyalty Blibli. Diskusi dipandu oleh moderator Setia Wardhani, Sales Director for BFSI and Conglomerate.
Panel diskusi lainnya bertajuk “Beyond Transactions: Hyper-Personalizing the Retail Customer Journey for Sustainable Growth in a Shifting Indonesian Economy” turut dihadiri Maulana Christanto, Chief Experience and Analytics Ruparupa; Chandra Hermawan, Chief Information Officer Alfagift; Untung Ignasius, CMO 3Seconds/Biensi; dan Catherine Jennie, Head of Marketing OLX. Diskusi dipandu oleh moderator Tala Marie, Associate Director Customer Success MoEngage Indonesia
Selain itu, panel “The Role of Technology in Physical Stores: How do technologies impact the customer experience” juga menjadi bagian dari acara. Panel ini menghadirkan Andrew Fredickson, Head of App Marketing, CRM Loyalty & Performance Marketing Kopi Kenangan; Nanang Siswanto, Marketing Director Agrinesia; dan Elvin Rahardja, CMO Pizza Hut. Sesi ini dipandu oleh Rio Kanigoro (Sales Director For Retail and Non BFSI MoEngage Indonesia. (*)










