Jakarta – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menyatakan bahwa, akan melakukan optimalisasi pemanfaatan modal yang sejalan dengan rencana alokasi modal yang baru disusun melalui skema pembelian kembali saham atau buyback saham GOTO.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, menjelaskan, rencana buyback saham GOTO tersebut akan mencakup sebanyak-banyaknya USD200 juta atau setara dengan Rp3,14 triliun (kurs: Rp15.711).
“Seiring perbaikan profitabilitas dan arus kas, Perseroan akan mengoptimalisasi pemanfaatan modalnya sejalan dengan rencana alokasi modal yang baru disusun. Rencana ini mencakup inisiatif pembelian kembali saham Perseroan (share buyback) sebanyak-banyaknya USD200 juta,” ucap Patrick dalam keterangan resmi dikutip, 20 Maret 2024.
Baca juga: Meski Pendapatan Naik, GOTO Masih Rugi Rp90,39 Triliun di 2023, Apa Sebabnya?
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa, realisasi aksi buyback saham GOTO tersebut masih akan menunggu persetujuan dari regulator maupun pemegang saham yang akan diajukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Nantinya, dewan komisaris dan direksi GOTO akan melakukan peninjauan secara berkala terhadap
rencana pembelian kembali tersebut dan mungkin melakukan perubahan atau penyesuaian apabila
diperlukan.
“Informasi lebih detail atas rencana pembelian saham kembali tersebut akan disampaikan kepada
seluruh pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.
Adapun, GOTO baru saja mengumumkan kinerja keuangannya untuk tahun 2023, yang mencatatkan pendapatan bersih sebanyak Rp14,78 triliun atau meningkat sebesar 30,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp11,34 triliun.
Baca juga: Per Februari 2024, GOTO Mulai Terima Komisi dari TikTok Shop-Tokopedia
Selain itu, GOTO juga mampu mencatat penurunan rugi usaha di sepanjang tahun 2023 sebesar 66,11 persen menjadi Rp10,27 triliun dari Rp30,32 triliun di tahun sebelumnya.
Namun, rugi bersih GOTO justru mengalami pembengkakan yang melonjak 128,44 persen menjadi Rp90,39 triliun di 2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp39,57 triliun.
Rugi tersebut disebabkan oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill senilai minus Rp78,76 triliun yang merupakan dampak dari transaksi Tokopedia dan TikTok. (*)
Editor: Galih Pratama