Antrian pelamar; Berebut masuk ojek berbasis aplikasi. (Foto: Istimewa).
Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi hingga 7%, maka harus dibarengi dengan penurunan tingkat Gini Ratio agar perekonomian nasional tetap berkualitas.
Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, tanpa dibarengi penurunan Gini Ratio, diyakini akan menciptakan perekonomian nasional yang tidak berkualitas dan meningkatkan ketimpangan sosial.
“Banyak pihak hanya berbicara bagaimana supaya ekonomi tumbuh 7%? Hanya itu yang dibicarakan. Padahal hal penting yang harus dilakukan, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial,” ujarnya di Jakarta, Senin, 10 Oktober 2016.
Lebih lanjut Mirza mengungkapkan, butuh upaya yang keras dari pemerintah dan instansi terkait agar tingkat ketimpangan sosial-ekonomi (Gini Ratio) bisa turun. Di mana saat ini tingkat Gini Ratio masih sebesar 0,41 poin. (Selanjutnya : Financial inclusion, upaya menurunkan gini ratio…)
Page: 1 2
Jakarta - LRT Jabodebek akan tetap melayani masyarakat selama libur Idul Fitri 2025. Untuk mendukung… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 24-27 Maret 2025 mengalami penguatan sebesar… Read More
Jakarta – Bank Mega Syariah memastikan kesiapan layanan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More
Jakarta - Jelang libur panjang Nyepi dan Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada… Read More
Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat tingginya animo masyarakat dalam menggunakan layanan kereta… Read More
Jakarta - Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan perputaran uang selama Ramadan dan… Read More