Jakarta–Peneliti INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, kendati angka ketimpangan pengeluaran masyarakat, atau gini ratio versi BPS tercatat turun, Pemerintah sebenarnya kini sedang was-was.
Data ketimpangan BPS per September 2016 yang baru saja dirilis mengungkapkan bahwa angka ketimpangan yang dicerminkan oleh rasio gini turun tipis dari 0,397 ke 0,394. Tapi faktanya dalam horizon yang panjang, angka ketimpangan selama 5 tahun terakhir justru stagnan.
“Di tahun 1980-an angka ketimpangan lebih baik yakni di rentang 0,3-0,32. Pasca-reformasi ketimpangan menjadi tidak terkecuali,” kata Bhima di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2017.
Baca juga: PR Pemerintah Benahi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Karena ketimpangan versi BPS dilihat dari sisi pengeluaran, maka inflasi punya peran penting. Turunnya ketimpangan di 2016 bisa ditelusuri dari inflasi yang rendah yakni 3,02 persen.
Rekor inflasi ini terendah sejak 2010. Inflasi yang rendah lebih merupakan bonus harga komoditas yang turun sehingga tidak ada dorongan kenaikan listrik maupun BBM. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More