Jakarta – PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk, akan melantai di bursa lewat mekanisme initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 200 juta lembar saham di harga penawaran sekitar Rp1.100-Rp1.300 per saham.
Pada aksi korporasi kali ini, Gihon telah menunjuk PT lndo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter). Dengan menawarkan harga Rp1.100-1.300 per saham. Dengan begitu, perusahaan akan meraih dana segar di kisaran Rp220 miliar hingga Rp260 miliar.
“Total saham baru dari portepel yang dilepas ke publik tersebut setara dengan 33,49 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum, dengan nilai nominal Rp100 setiap saham,” kata Associate Director Investment Banking Indopremier, Eban S Banowo, di acara Due Diligence Meeting & Public Expose IPO PT Gihon Telekomunikasi Indonesia’ di Gedung UOB, Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018.
Ditempat yang sama, Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Indonesia, Rudolf P. Nainggolan menyatakan, dana IPO setelah dikurangi biaya emisi, maka perusahaan akan melunasi pinjaman perseroan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), modal kerja operasional perseroan, dan untuk belanja modal yang berkaitan dengan pembangunan sites telekomunikasi baru, guna perluasan dan penambahan portofolio menara telemomunikasi perseroan.
Menurut Rudolf, potensi pertumbuhan perusahaan penyewaan menara telekomunikasi independen bisa meningkat signifikan, karena Telkomsel, XL Axiata dan lndosat Ooredoo tidak berfokus membangun menara tambahan.
Baca juga: Jaya Trishindo Siap IPO di Kisaran Rp110-Rp125 per Saham
Operator-operator tersebut mengalihkan pembangunan menara kepada perusahaan menara independen untuk mengurangi biaya belanja modal.
“Hampir seluruh pertumbuhan menara baru akan diarahkan ke perusahaan menara independen. Secara umum, kolokasi pada menara yang dimiliki perusahaan telekomunikasi terutama karena status independen dari perusahaan menara independen,” jelas Rudolf.
Perseroan dan penjamin pelaksana emisi efek merencanakan periode bookbuilding pada 28 Februari 2018 hingga 12 Maret 2018, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 April 2018.
Pada saat ini, Gihon Telekomunikasi Indonesia memiliki 443 menara telekomunikasi yang tersebar di beberapa provinsi Indonesia, seperti Jawa dan Sumatera. Portofolio perusahaan mengalami peningkatan sejak 2014, seiring dengan bertambahnya jumlah menara dan jumlah penyewa. (*)