Jakarta – PT Bank Victoria International Tbk berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp35,4 miliar pada triwulan III 2019. Meskipun begitu, pihaknya mengaku tak akan menargetkan laba yang terlalu besar hingga tutup tahun. Hal ini dikarenakan perlunya persiapan cadangan (CKPN) untuk penerapan PSAK 71 pada Januari 2020 nanti.
“Laba akhir tahun kita tak menargetkan yang besar-besar karena kita cadangkan untuk PSAK 71. Ya, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang di kisaran Rp79 miliar. Kita tak akan lebih tinggi dari itu. Memang, kita lebih berhati-hati, supaya modal kita tercukupi,” ujar President Director Bank Victoria, Ahmad Fajar di Jakarta, Jumat, 15 November 2019.
Sementara dari sisi penyaluran kredit, Bank Victoria telah membukukan capaian pertumbuhan kredit sebesar 3,68 persen menjadi Rp15,7 triliun pada triwulan III 2019. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp15,1 triliun.
Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan III 2019 ini, juga tercatat tumbuh 5,47 persen menjadi Rp20,5 triliun. Lalu, dari sisi Ekuitas, Bank Victoria mengalami pertumbuhan sebesar 6,90 persen menjadi Rp3 triliun. Kendati demikian, total aset perseroan mengalami penurunan sebesar 1,69 persen menjadi senilai Rp27,8 triliun.
Selain itu, tambah dia, pada tahun ini Bank Victoria juga telah melakukan ekspansi dengan membuka kantor cabang di luar Jakarta. Adapun kota yang terpilih untuk ekspansi adalah Kota Solo dan Medan. Ke depan, Bank Victoria akan terus memperkuat konsolidasi dan fokus pada tiga hal.
Pertama, memperkokoh fondasi perkreditan, treasury, dan perbaikan NPL. Kedua, memperkuat Transaction Banking untuk meningkatkan CASA dan menurunkan biaya dana dengan implementasi digital banking. Dan ketiga, meningkatkan Fee Based Income melalui transaksi devisa, international transaction, dan jasa-jasa lainnya. (*) Evan Yulian Philaret
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More