Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan harga minyak dunia tengah mengalami kenikan akibat dari keputusan Arab Saudi dan Rusia untuk menahan jumlah produksinya. Terkait hal tersebut, pemerintah mengubah asumsi Indonesian Crude Price (ICP) di 2024.
Menkeu menjelaskan bahwa asumsi dasar dibentuk berdasarkan penyesuaian dan perkembangan dari perekonomian. Di mana pada harga minyak dibeberapa minggu terakhir mengalami pergerakan yang signifikan.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Fluktuatif, Ini Dampaknya ke Emiten Energi RI
“Harga minyak yang pada minggu terakhir ini bergerak cukup cepat. Kalau kita lihat keputusan Saudi dan Rusia menahan jumlah produksi juga telah menimbulkan kenaikan dari harga minyak,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Banggar, dikutip, Jumat 8 September 2023.
Selain itu, perubahan asumsi ICP pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 juga mempertimbangkan prospek perekonomian global utamanya Amerika Serikat dan RRT.
Saat ini, lifting minyak tercatat naik sebesar 635 ribu per barel, sehingga harga minyak meningkat hingga USD90 per barel.
Baca juga: Susul China dan India, Pakistan Ikutan Beli Minyak Mentah ‘Murah’ Rusia
Dengan demikian, untuk asumsi makro APBN 2024 pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,2 persen, inflasi tetap sebesar 2,8 persen. Kemudian, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun sebesar 6,7 persen, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000.
“Dan yang berubah dalam hal ini ICP naik USD80 per barel ke USD82 per barel. Seperti kami sampaikan tadi pada beberapa minggu terakhir harga minyak melonjak bahkan sekarang naik di atas atau sekitar USD90 per barel,” kata dia. (*)
Editor: Galih Pratama