Jakarta – Buntut penolakan pembuangan air olahan limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima yang dilakukan pemerintah Jepang terus berlanjut. Penolakan tersebut berasal dari negara tetangga seperti Korea Selatan dan China.
Sejumlah anggota parlemen Korea Selatan menggelar aksi unjuk rasa di prefektur Fukushima untuk menentang pembuangan air limbah radioaktif tersebut pada Minggu (27/8).
Dalam aksinya, mereka menuntut Jepang menyimpan air limbah radioaktifnya di dalam tangki-tangki dan tidak membuangnya ke Samudra Pasifik.
Baca juga: Miris! Ternyata Ini Alasan Lansia Jepang Ramai-Ramai Memilih jadi Penjahat
Anggota parlemen Korea Selatan dari Partai Demokrat Woo Won-shik mengatakan, aksi unjuk rasa tersebut bukan sebuah gerakan ‘anti-Jepang’.
“Ini adalah perjuangan demi keadilan dan masa depan, serta perjuangan untuk melindungi lautan,” katanya, melansir VOA Indonesia, Senin (28/8).
Adapun China, pejabat badan perikanan setempat telah meningkatkan uji radiasi terhadap produk-produk perikanan dan pertanian asal Fukushima dan sembilan prefektur lainnya, serta menghentikan ekspor di bea cukai selama berminggu-minggu.
Sementara itu, harga ikan yang dilelang di pelabuhan sebelah selatan PLTN Fukushima Daiichi pada Jumat (25/8) langsung merosot di tengah ketidakpastian mengenai respons konsumen terhadap pembuangan air olahan limbah radioaktif tersebut.
Hideaki Igari, seorang tengkulak di pelabuhan perikanan Numanouchi, mengatakan bahwa harga ikan sebelah (flounder), yang merupakan salah satu ikan khas Fukushima dengan nama lokal Joban-mono, lebih rendah 10% pada pelelangan Jumat pagi.
“Saya menduga dampak berita tentang pembuangan air olahan limbah dari Fukushima Daiichi dan ketakutan akan dampaknya mungkin telah menyebabkan penurunan harga,” ungkapnya.
Baca juga: Gawat! Kebijakan Hilirisasi Nikel Ternyata Hanya Mendukung Industrialisasi China Saja
Sebelumnya, pada Jumat (25/8), Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) mengumumkan bahwa tingkat radioaktivitas sampel air laut yang diambil setelah pembuangan air olahan limbah PLTN itu berada dalam batas aman.
Juru Bicara TEPCO Keisuke Matsuo mengatakan, pihaknya memastikan bahwa nilai yang dianalisis sama dengan konsentrasi yang dihitung dan bahwa nilai yang dianalisis berada di bawah 1.500 bq/L. (*)
Editor: Galih Pratama