Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan konstruksi asal Korea Selatan Daewoo Engineering & Construction Co., Ltd (Daewoo) untuk menggarap studi proyek terowongan bawah laut jalan tol di IKN Nusantara.
Studi pembangunan proyek Immersed Tunnel di jalan tol IKN Nusantara ini ditandai dengan penandatangan yang dilakukan oleh Direktur Operasi I Hutama Karya Agung Fajarwanto bersama dengan Senior Vice President Overseas Marketing Development Team Daewoo Seung Han dalam rangkaian kegiatan Konferensi Jalan Internasional bertajuk Asia Australasia Road Conference 2023 (AARC) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Menkeu Akhirnya Buka-bukaan Anggaran untuk IKN, Segini Nilainya
“Kesepakatan tersebut berisikan antara lain tentang inisiasi proyek Immersed Tunnel yang akan dibangun di jalan tol Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan skema yang akan ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia,” ujar Agung dalam keterangannya dikutip Kamis, 31 Agustus 2023.
Salah satu rangkaian kegiatan tersebut yaitu acara “10th REAAA Business Forum” dengan tema Implementation of Technology 4.0 to Deliver Sustainable Road Infrastructure yang bertujuan untuk mendukung infrastruktur jalan yang berkelanjutan serta sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan untuk memanfaatkan teknologi maju.
Agung yang juga merupakan Chairman of 10th REAAA Business Forum menjelaskan, forum ini tidak hanya sebagai momen untuk sharing berbagai peluang dalam menghadapi sejumlah tantangan di era ketidakpastian, namun dapat memperkuat jaringan bisnis khususnya di sektor infrastruktur jalan.
“Tantangan seperti climate change, pertumbuhan populasi hingga urbanisasi dapat kita atasi dengan mengadaptasi teknologi 4.0 untuk meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan secara efektif, serta melalui kerja sama internasional yang semakin erat,” ungkapnya.
AARC 2023 dihadiri oleh 1.052 orang peserta yang berasal dari beberapa negara yakni Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Afrika Selatan, Singapura, Filipina, Malaysia, Jepang, China, Australia, Inggris, Kanada dan Kamboja.
Selain mengundang negara anggota REAAA sendiri, acara ini turut mengundang para profesional infrastruktur, baik dari swasta maupun yang terafiliasi dengan negara, para pemangku kepentingan, peneliti, praktisi, LSM, hingga perbankan.
Baca juga: Soal Tenaga Kerja Asing di Proyek IKN, Tetap Dibutuhkan, Asalkan…
Keterlibatan unsur multisektor ini ditujukan agar seluruh rangkaian acara dapat menjadi titik temu dari seluruh unsur terkait, berbagi ilmu, serta praktik terbaik yang bisa diadaptasi oleh tiap negara anggota REAAA, termasuk Indonesia.
REAAA sendiri merupakan Asosiasi Pengembang Jalan Asia dan Australasia yang dibentuk dengan tujuan untuk memajukan disiplin keilmuan dan praktik pembangunan jalan di wilayah Asia Pasifik, termasuk memperkuat kemampuan profesional dan membangun jaringan bisnis antar negara-negara di kawasan tersebut. Didirikan pertama kali di Malaysia pada tahun 1973.
Adapun pemilihan Labuan Bajo sebagai tempat perhelatan ini karena merupakan salah satu Destinasi Super Prioritas, sehingga berdampak pada semakin dikenalnya keindahan pariwisata Indonesia di kancah dunia. (*)