Ilustrasi pembiayaan pindar. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bakal menempuh upaya pemblokiran terhadap akun-akun gagal bayar (galbay) yang kian meresahkan.
Ketua AFPI Entjik S. Djafar mengatakan, pihaknya akan berdiskusi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang dipimpin Meutya Hafid terkait langkah pemblokiran tersebut.
“Kami akan diskusi dengan Komdigi untuk beberapa account yang meresahkan ini dapat segera diblokir,” katanya, saat dihubungi Infobanknews, Rabu, 18 Juni 2025.
Ia menilai, langkah pemblokiran akun galbay yang banyak tersebar di media sosial seperti X, Telegram, YouTube hingga Facebook sebagai upaya melindungi industri fintech lending di Tanah Air.
Baca juga : Jadi Salah Satu Pionir Pelapor SLIK OJK, Pindar KTAKilat Lakukan Hal Ini
“Kehadiran galbay ini sangat merugikan industri kami,” tegasnya.
AFPI menyayangkan adanya oknum yang sengaja mengajak masyarakat untuk menghindari utang pindar.
“Kami sangat menyayangkan ada beberapa oknum yang secara terbuka di beberapa sosial media mengajak masyarakat untuk tidak membayar kewajibannya dan memberikan tips bagaimana menghidar dari penagihan,” jelasnya.
Selain melakukan upaya pemblokiran, kata Entjik, pihaknya tengah mempertimbangkan menempuh jalur hukum untuk menindak oknum pelaku yang menyebarkan gerakan galbay melalui media sosial.
Sejalan dengan itu, AFPI juga gencar memperkuat upaya edukasi publik mengenai pentingnya membayar utang secara bertanggung jawab.
Baca juga : AFPI Ungkap Tantangan Gaet Peminjam Baru di Pindar
Diketahui, berdasarkan data OJK per April 2025, outstanding pembiayaan layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi (LPBBTI) atau pinjaman daring (pindar) tumbuh 29,01 persen secara tahunan (year on year/yoy), meningkat dari 28,72 persen yoy pada Maret 2025, dengan nominal mencapai Rp80,94 triliun.
Adapun porsi pembiayaan pindar di sektor produktif dan/atau UMKM per April 2025 mencapai 35,38 persen atau mencapai Rp28,63 triliun.
Sebagian besar penyelenggara pindar melakukan dan melayani penyaluran pendanaan pada kedua sektor, yaitu produktif dan konsumtif sesuai dengan produk yang dimiliki. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More