Jakarta – Sebagai upaya mendorong literasi keuangan Gen Z dan semangat entrepreneurship untuk menembus ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berkolaborasi dengan Infobank Digital yang merupakan bagian dari Infobank Media Group, menggelar LPEI-Infobank Goes to Campus bertajuk “Mendorong Genz Z Menjadi Entrepreneur Go Global dan Melek Keuangan”, di Auditorium IV, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (5/9).
Kepala Divisi Sekretariat Lembaga LPEI, Dyza Rochadi mengatakan, literasi keuangan merupakan syarat bagi Indonesia untuk terus maju dan semakin kokoh sebagai negara dengan daya saing global. Mahasiswa, sebagai agent of change, memiliki peran penting untuk menjadi entrepreneur dan eksportir masa depan yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional serta memberikan developmental impact bagi Indonesia.
“LPEI, bersama seluruh pemangku kepentingan, siap berkolaborasi untuk memperkuat daya saing ekspor Indonesia dan mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Alfian Syahmadan Siagian, Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni FIB UI mengatakan, kegiatan literasi keuangan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Mengingat masih ada gap pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana mengelola keuangan yang tepat. Oleh karenanya, penting bagi mahasiswa mendapatkan perspektif pengelolaan keuangan dari para ahlinya.
“Kami memang butuh perspektif yang betul tentang keuangan. Selain melek keuangan, literasi ini juga diharapkan bisa membuat mahasiswa bisa (maju) setingkat lagi menjadi entrepreneur global,” ungkap Alfian.
Kemudian, Apriyani Kurniasih, Direktur Infobank Digital mengatakan bahwa Gen Z melek keuangan sangat penting, karena itu Infobank Media Group menggelar program literasi keliling beberapa kampus di seluruh Indonesia sepanjang 2024. Pada penyelenggaraan kali ini, Infobank Digital menjalin kerja sama dengan LPEI.
“Literasi keuangan telah menjadi concern Infobank Media Group sejak lama, mengingat Infobank merupakan satu-satunya media dengan fokus perbankan dan industri keuangan. Melalui kegiatan literasi keuangan ini diharapkan para Gen Z, khususnya mahasiswa, bisa mendapatkan pemahaman terkait perencanaan keuangan secara baik,” jelas Apriyani.
Baca juga: Begini Langkah Strategis LPEI Tingkatkan Ekspor Indonesia
Dalam talkshow kali ini, menghadirkan pembicara Dian Novi Wibowo, Analis Kebijakan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia, Donda Sarah, Senior Economist LPEI dan Adinda Sheila, Owner Adisher Leather.
Dian Novi Wibowo menjelaskan, bahwa nilai ekspor Indonesia sejak 2022 dalam kondisi surplus lantaran terjaga dengan baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor per Juli 2024 tercatat USD22,2 miliar atau tumbuh 6,5 persen year on year (yoy). Sedangkan nilai impor mencapai USD21,7 miliar, tumbuh 11,1 persen yoy.
“Namun memang, dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan impor masih lebih tinggi sehingga harus ada usaha untuk meningkatkan kinerja ekspor karena ekspor kita yang masih berbasis sumber daya alam sangat tergantung pada faktor internasional,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Donda menjelaskan, LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu mendukung peningkatan ekspor melalui Pembiayan Ekspor Nasional (PEN) yang terdiri pembiayaan, penjaminan, asuransi hingga jasa konsultasi.
Untuk pembiayaan sendiri, kata Donda, LPEI memberikannya dalam bentuk Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE). Ada juga Kredit Investasi Ekspor (KIE). Ini menjadi solusi likuiditas untuk proyek/investasi yang pengembaliannya disesuaikan dengan cash flow nasabah atau untuk aset yang sudah dimiliki talangan pembayaran bunga selama masa pembangunan.
Lalu, dari fungsi penjaminan, LPEI memberikan jaminan usaha nasabah dalam bentuk jaminan pengembalian kewajiban kredit, jaminan untuk mendapatkan atau melaksanakan proyek hingga kelancaran ekspor dari supply barang impor.
“Untuk asuransi, LPEI memiliki Trade Credit Insurance, di mana eksportir mendapatkan perlindungan dari risiko gagal bayar oleh pembeli di luar negeri karena alasan politik atau komersial,” jelasnya.
Sementara, Adinda Sheila membagikan kisah suksesnya kepada mahasiswa FIB UI dalam merintis bisnis kerajinan tas kulit bernama Adisher Leather. Berawal dari kecintaannya terhadap produk fashion dan jeli melihat peluang produk kulit berkualitas Indonesia, produk Adisher Leather kini telah menembus pasar ekspor.
Baca juga: Menilik Peran APBN dalam Melindungi Rakyat dan Topang Ekonomi RI
Pada 2018, Adinda mengikuti program Coaching Program for New Exporter (CPNE) dari LPEI untuk menambah pengetahuan dan wawasannya dalam bidang ekspor. Program ini membantunya dalam menemukan buyer baru di berbagai business matching, seperti yang pernah diikutinya, yakni Trade Expo Indonesia (TEI) 2018.
“Jadi kalau sudah ikut Trade Expo Indonesia itu peluang produk kita dikenal dunia lebih besar,” ungkapnya.
Dengan didukung oleh 10 pekerja di workshop yang berlokasi di Depok, berbagai produk Adisher Leather telah menembus 10 negara, dengan pasar terbesar di Amerika Serikat. Kemudian, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, Singapura, Jepang, Brazil, dan berbagai negara di Eropa.
Berkat LPEI juga, Adinda berkesempatan berangkat untuk mengikuti pameran di Australia pada 2024. Di sana, permintaan akan produk Adisher Leather dari buyer Australia terbilang tinggi. Selain Australia, Adisher Leather juga diminati di pasar Amerika. Saat ini, dirinya tengah mengerjakan special product untuk pasar khusus di Negeri Paman Sam.
Pada kegiatan ini juga ada pemaparan terkait peran Jasa Konsultasi LPEI yang dirancang khusus sebagai sarana edukasi ekspor, layanan informasi, inkubasi, peningkatan kapasitas, dan tempat bertemunya seller dan buyer (business matching). Serta, pemaparan dari Komunitas #UangKita (Komunitas), yang merupakan komunitas generasi produktif yang bergiat pada soal kebijakan pengelolaan APBN. (*)