Jakarta – Dengan target iklim global di bawah Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB yang kurang dari satu dekade lagi, dibutuhkan tindakan cepat tanggap untuk menciptakan transformasi transisi energi yang saat ini menjadi hal penting dalam menghadapi perubahan iklim.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa terkait dengan transformasi energi saat ini pemerintah telah memiliki target pada energi baru dan terbarukan sebesar 21 gigawatt pada 2030. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan peta jalan untuk membangun industri tersebut.
“Tugas kami adalah menyusun jalur transisi menuju sistem energi yang bisa melindungi kekayaan alam Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui udara yang lebih bersih dan kesehatan yang lebih baik. Peluang untuk melakukan perubahan transformasi dalam bauran energi Indonesia tersebut terdapat pada pada sumber energi terbarukan yang belum dimanfaatkan,” ujar Luhut seperti dikutip 2 September 2022.
Dalam hal ini, Indonesia sedang menempuh satu jalur untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan sesuai dengan target pemerintah, dan jalur kedua adalah untuk mengembangkan rencana nasional yang nantinya akan menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, terutama batu bara di tahun-tahun mendatang.
Selain itu, Indonesia juga akan membutuhkan teknologi dan investasi untuk energi terbarukan dan akan menyederhanakan regulasi terkait lingkungan agar dapat mewujudkan cita-cita energi terbarukan tersebut. Di sisi lain, Indonesia juga telah mengembangkan pendekatan blended finance untuk bahan bakar fosil yang akan ditiadakan nantinya.
“Kami mencari cara untuk ‘melembagakan’ proses transfer teknologi dan pembiayaan agar kedua hal tersebut dapat berlanjut dari waktu ke waktu,” tambah Luhut.
Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim, Sekretaris John Kerry yang turut hadir dalam pembahasan komitmen dan inovasi Indonesia dalam aksi iklim bertajuk “Making History for Climate Action: Unlocking Finance for the Energy Transition and Oceans” mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik kerja sama dengan Indonesia untuk mempercepat transisi energi bersih di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Baca juga: Perkuat Transisi Energi RI, Jepang Tambah Investasi Pembangunan Kendaraan Listrik
“Pasar transisi energi adalah pasar terbesar yang pernah terjadi di dunia. Ini bukan sesuatu yang perlu kita takuti, melainkan perlu kita sambut. Hal ini juga merupakan kesempatan terbaik yang pernah kita miliki sejak era revolusi industri untuk berinvestasi dan berinovasi,” ucap John. (*) Khoirifa